Connect with us

Bontang

Polres Bontang Dalami Kasus Investasi Bodong Ternak Ayam, Banyak Pihak Terlibat

Published

on

Ilustrasi

BEKESAH.co, Bontang – Kepolisian resort Bontang tengah mendalami dugaan kasus investasi bodong yang menyeret pemiliknya berinisial RW. Saat ini polisi masih mengumpulkan sejumlah bukti kuat terkait seperti apa skema yang dilakukan pelaku hingga bisa menarik investasi mencapai puluhan miliar itu.

Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prastia melalui Kasatreskrim Iptu Hari Supranoto membenarkan pihaknya tengah mengusut kasus ini. “Benar. Kami saat ini masih melakukan pendalaman. Terkait informasi selanjutnya akan kami sampaikan,” ujarnya.

Baca Juga  Investasi Bodong Ternak Ayam di Bontang, Korban Ratusan, Kerugian Capai Puluhan Miliar

Dia mengatakan, saat ini tak mau mengumbar seperti apa perkembangan kasus ini. Lantaran ada banyak pihak yang terkait. “Yang pasti kasus menarik perhatian orang banyak. Ada banyak yang terlibat,” ujar Hari menyudahi.

Sumber Bekesah mengungkapkan, kasus ini mulai terendus sejak Oktober. Dimana para investor tak kunjung mendapat pencairan dana dari pemilik Investasi ternak ayam dengan brand Apderis. “Padahal sudah jatuh tempo sesuai perjanjian. Akhirnya ramai-ramai minta uangnya dikembalikan. Tapi pelaku nggak ada kabar dan sudah tidak ada di Bontang,” ungkapnya.

Advertisement

Bekesah.co mencoba mendatangi kediaman pelaku yang berada di kawasan Saleba, Bontang Baru. Namun, tak ada aktivitas di rumah mewa bernuansa putih itu.

Pasangan suami istri Nurul Setiawan (28) dan Intan Megawati (27) warga Jalan Kapal Phinisi, Kelurahan Loktuan ini hanya bisa berpasrah. Pasutri ini menjadi korban penipuan investasi bodong yang diduga dilakukan seorang pria berinisial RW warga Kelurahan Berbas Pantai.

Korban menyebut, penipuan berkedok investasi itu memiliki sistem mirip dengan skema ponzi. Sebuah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor bukan berasal dari keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, namun berasal dari investor selanjutnya yang dilakukan dengan cara merekrut anggota baru.

Kepada Bekesah, Nurul menuturkan mengenal terduga pelaku pada Juni 2023. Kala itu, ia mendengar kabar sejumlah kerabatnya mengikuti investasi dengan keuntungan besar yang diperoleh setiap bulan. Gambarannya, setiap investasi yang dikeluarkan akan mendapat keuntungan 10 persen setelah 35 hari.

Advertisement

“Ada keluarga dan teman yang sudah duluan ikut. Terus coba-coba nanya, mereka bilang ini investasi jelas. Akhirnya kami tertarik,” ujar Nurul.

Setelah berdiskusi, Pasutri ini pun bersedia untuk mengikuti investasi ternak ayam milik RW. Investasi awal yang mereka setor sebesar Rp30 juta. Benar saja, setelah 35 hari, terduga pelaku mengabari Nurul. “Dia nelpon ini ada pencairan Rp3 juta. Mau ditarik atau gimana, saya bilang tahan aja. Bahkan saya malah nambah lagi Rp17 juta di bulan Juli,” katanya yang kala itu sangat yakin investasi ini benar-benar bikin untung.

Tak ada kekhawatiran bagi Pasutri ini, apalagi pemilik investasi itu begitu meyakinkan. Itu terlihat dari rumah megah yang berada di kawasan Saleba, dan kendaraan yang mereka tunggangi.

“Sampai ada kabar dari teman saya, investasi ini mulai goyang. Saya belum percaya nih. Tapi makin ke sini banyak bermunculan investor lain yang komplain karena transfer pencairan berdasarkan kesepakatan tidak masuk-masuk ke rekening mereka,” bebernya.

Advertisement

Singkat cerita, Nurul pun menghubungi RW. Tak mau apes, ia ingin menarik seluruh dana yang sudah ia setor mulai pertengahan tahun plus profit yang sudah berjalan. “Jawabannya mulai meragukan. Dia bilang mas ditampung dulu yah nanti akan dikabari,” kata Nurul.

Memasuki bulan Oktober, terduga pelaku tak kunjung memberi kabar. Bahkan nomor telepon yang selama ini dipakai berkomunikasi tak bisa dihubungi. Nurul dan Istrinya Intan bersama sejumlah investor lain mendatangi kediaman RW. Sesampainya di sana, hanya ada dua karyawan yang menerima mereka. “Kata karyawan bosnyanya lagi nggak ada,” katanya.

Tak langsung percaya, Nurul dan sejumlah investor pmencari tahu keberadaan RW. Mendatagi rumah orang tua dan orang-orang terdekat terduga pelaku. Hasilnya nihil.

“Kapan hari kami datang lagi, terus tetangganya kabari kami kalau beberapa malam ternyata sudah banyak orang yanh datang cari RW ini,” katanya.

Advertisement

Pertengahan Oktober, Nurul dan beberapa investor lain melapor ke Polres Bontang atas dugaan tindak pidana penipuan. “Saya  sudah di BAP, dan kasus saya sudah masuk penyidikan,” katanya.

Usai investasi bodong ini terungkap para investor membuat sebuah grup Whatsapp. Dari data yang diperoleh Nurul, jumlah investor yang tergabung dalam investasi milik RW jumlahnya sebanyak 800an orang. Total investasi yang masuk ke rekening RW diprediksi mencapai kurang lebih Rp26 Miliar.

“Jadi yang ikut investasi ini nggak cuma orang Bontang, tapi ada di Aceh, Sulewsi dan pulau Jawa. Investasinya beragam ada mulai puluhan juta, ratusan juta sampai miliaran,” katanya.

Penulis : Redaksi

Advertisement

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG