Connect with us

Bontang

Investasi Bodong Ternak Ayam di Bontang, Korban Ratusan, Kerugian Capai Puluhan Miliar

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Pasangan suami istri Nurul Setiawan (28) dan Intan Megawati (27) warga Jalan Kapal Phinisi, Kelurahan Loktuan ini hanya bisa berpasrah. Pasutri ini menjadi korban penipuan investasi bodong yang diduga dilakukan seorang pria berinisial RW warga Kelurahan Berbas Pantai.

Korban menyebut, penipuan berkedok investasi itu memiliki sistem mirip dengan skema ponzi. Sebuah modus investasi palsu yang membayarkan keuntungan kepada investor bukan berasal dari keuntungan yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, namun berasal dari investor selanjutnya yang dilakukan dengan cara merekrut anggota baru.

Baca Juga  Polres Bontang Dalami Kasus Investasi Bodong Ternak Ayam, Banyak Pihak Terlibat

Kepada Bekesah, Nurul menuturkan mengenal terduga pelaku pada Juni 2023. Kala itu, ia mendengar kabar sejumlah kerabatnya mengikuti investasi dengan keuntungan besar yang diperoleh setiap bulan. Gambarannya, setiap investasi yang dikeluarkan akan mendapat keuntungan 10 persen setelah 35 hari.

“Ada keluarga dan teman yang sudah duluan ikut. Terus coba-coba nanya, mereka bilang ini investasi jelas. Akhirnya kami tertarik,” ujar Nurul.

Advertisement

Setelah berdiskusi, Pasutri ini pun bersedia untuk mengikuti investasi ternak ayam milik RW. Investasi awal yang mereka setor sebesar Rp30 juta. Benar saja, setelah 35 hari, terduga pelaku mengabari Nurul. “Dia nelpon ini ada pencairan Rp3 juta. Mau ditarik atau gimana, saya bilang tahan aja. Bahkan saya malah nambah lagi Rp17 juta di bulan Juli,” katanya yang kala itu sangat yakin investasi ini benar-benar bikin untung.

Tak ada kekhawatiran bagi Pasutri ini, apalagi pemilik investasi itu begitu meyakinkan. Itu terlihat dari rumah megah yang berada di kawasan Saleba, dan kendaraan yang mereka tunggangi.

“Sampai ada kabar dari teman saya, investasi ini mulai goyang. Saya belum percaya nih. Tapi makin ke sini banyak bermunculan investor lain yang komplain karena transfer pencairan berdasarkan kesepakatan tidak masuk-masuk ke rekening mereka,” bebernya.

Singkat cerita, Nurul pun menghubungi RW. Tak mau apes, ia ingin menarik seluruh dana yang sudah ia setor mulai pertengahan tahun plus profit yang sudah berjalan. “Jawabannya mulai meragukan. Dia bilang mas ditampung dulu yah nanti akan dikabari,” kata Nurul.

Advertisement

Memasuki bulan Oktober, terduga pelaku tak kunjung memberi kabar. Bahkan nomor telepon yang selama ini dipakai berkomunikasi tak bisa dihubungi. Nurul dan Istrinya Intan bersama sejumlah investor lain mendatangi kediaman RW. Sesampainya di sana, hanya ada dua karyawan yang menerima mereka. “Kata karyawan bosnyanya lagi nggak ada,” katanya.

Tak langsung percaya, Nurul dan sejumlah investor pmencari tahu keberadaan RW. Mendatagi rumah orang tua dan orang-orang terdekat terduga pelaku. Hasilnya nihil.

“Kapan hari kami datang lagi, terus tetangganya kabari kami kalau beberapa malam ternyata sudah banyak orang yanh datang cari RW ini,” katanya.

Pertengahan Oktober, Nurul dan beberapa investor lain melapor ke Polres Bontang atas dugaan tindak pidana penipuan. “Saya  sudah di BAP, dan kasus saya sudah masuk penyidikan,” katanya.

Advertisement

Usai investasi bodong ini terungkap para investor membuat sebuah grup Whatsapp. Dari data yang diperoleh Nurul, jumlah investor yang tergabung dalam investasi milik RW jumlahnya sebanyak 800an orang. Total investasi yang masuk ke rekening RW diprediksi mencapai kurang lebih Rp26 Miliar.

“Jadi yang ikut investasi ini nggak cuma orang Bontang, tapi ada di Aceh, Sulewsi dan pulau Jawa. Investasinya beragam ada mulai puluhan juta, ratusan juta sampai miliaran,” katanya.

Korban Setengah Mati Lapor Polisi

Kata Nurul, sebenarnya banyak korban yang mau melaporkan hal ini ke aparat kepolisian. Hanya saja tidak berani dikarenakan pihak RW sempat memberikan janji bakal melunasi di bulan Januari sampai Februari 2024.

Advertisement

“Tapi kami tidak percaya dia bakal melunasi. kalau sekarang aja orangnya sudah kabur entah kemana,” sebutnya.

Tak hanya itu, banyak korban yang mengalami teror ancaman dari berbagai pihak tak dikenal melalui WhatsApp maupun Facebook.

Pada akhirnya membuat korban mengurungkan niat membuat laporan ke pihak kepolisian dengan harapan uang kembali.

“Mereka (korban) itu khawatir kalau melaporkan RW uangnya akan hilang begitu saja. Terus, diancam bakal di laporkan balik sama pihak RW jika mengungkap hal ini ke media sosial,” bebernya.

Advertisement

Alhasil, Nurul saat ini menjadi perantara menyerahkan laporan ke Polres Bontang apabila ada korban lain yang berasal dari Kaltim. “Kalau dari pengakuan mereka, Polda Kaltim melimpahkan ke Polres Bontang. Jadi kalau ada korban dari Tarakan dan sebagainya saya yang bantu,” serunya.

Ia berharap terduga pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Pasalnya uang yang ia setorkan merupakan hasil tabungan selama dua tahun.

“Semoga uang kami bisa dikembalikan, itu uang kami kerja keras banting tulang,” pungkasnya.

Korban lainnya, Hendrick yang juga menjadi koordinator korban investasi bodong mengatakan bahwa ia mengalami kerugian sebesar Rp43 juta. Oleh sebab itu, Oktober ia melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bontang. Namun, sampai saat ini belum ada perkembangan dari laporan tersebut.

Advertisement

“Katanya sih karena saya pernah narik uang keuntungan itu. Ibaratnya sudah pernah menikmati hasil investasi itu lah. Makanya lambat progresnya. Padahal saya sudah BAP juga,” sebutnya.

Atas kejadian tersebut, Hendrick dan keluarganya justru mendapatkan teror dan ancaman bakal dilaporkan kembali dengan tuduhan pencemaran nama baik.

“Makanya saya pasrah aja sudah. Padahal kalau nggak salah di Bontang itu sekira 300 korban,” tandasnya.

Penulis : Redaksi

Advertisement

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG