Connect with us

Bontang

Dilema Warga Pengungsian Sumur Tanjung Laut, Khawatir Tak Kuat Bayar Air PDAM

Published

on

BEKESAH.co – Meski dijanjikan sambungan air bersih PDAM sebagai ganti rugi, pikiran Mulia Muring Taslim masih belum juga tenang.

Warga yang tinggal di RT 23 Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan, itu kini harus cari akal agar mampu membayar tagihannya kelak. Sumur yang biasa digunakannya bersama sekitar 5 kepala keluarga (KK) lain di dekat kediamannya tercemar bahan bakar minyak sejak memasuki bulan Ramadan.

Sebagai masyarakat dari kalangan ekonomi kurang mampu, Mulia mengaku kehadiran sumur air tersebut telah meringankan beban biaya hidup keluarganya selama ini.

“Adanya sumur ini sebenarnya sangat membantu keluarga kami, air sumur itu kan gratis. Jadi tidak perlu lagi mengluarkan biaya bulanan untuk bayar tagihan air,” kata Mulia, Jumat (8/5/2020).

Advertisement

Ia mengatakan, setidaknya ada tiga KK dengan total 15 jiwa yang tinggal satu rumah dengannya di dekat sumur. Jika nanti benar akan ada sambungan air PDAM, ia khawatir tagihan air swaktu-waktu jadi bebannya.

“Yang kami khawatirkan, penggunaan air yang banyak bisa jadi beban tagihan air bulanannya membengkak. Kami ini kan tinggal di satu rumah dengan keluarga yang isinya 15 orang,” kata Mulia.

Selama dilakukan penutupan sumur dan pemasangan sambungan air PDAM, sementara waktu ini ia dan keluarganya diungsikan ke salah satu kontrakan terdekat dari rumahnya.

Himpitan ekonomi akibat pandemi sudah dirasa berat. Kini makin bertambah kala kehilangan sumber pendapatan selama di pengungsian. Mulia mengaku pendapatan utama keluarga hanya dari menjahit. Mesin jahit ini diletakkan di rumah dan tak pernah berpindah.

Advertisement

Sempat Mulia bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan industri. Sampai akhirnya ia dirumahkan juga dengan alasan tempatnya bekerja terdampak pandemi.

Baca Juga  Pelaku Investasi Ternak Ayam Bodong Ditangkap, Istri Menghilang Sejak Agustus

“Saya sudah enggak ada pendapatan, kebutuhan anak saya banyak, karena masih kecil-kecil. Kami hanya dapat bantuan sembako dari pemilik pom bensin. Sedangkan bantuan dari pemerintah enggak ada, alasannya karena domisili saya bukan domisili sini,” ungkapnya.

Diwartakan sebelumnya, sumur warga RT 23 Kelurahan Tanjung Laut mendadak terkandung campuran bahan bakar minyak pada akhir April 2020. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang menyatakan ada pencemaran air sumur dan terlihat rembesan minyak di sekitar sumur.

Sampai diketahui sumber minyak berasal dari SPBU Pertamina milik swasta yang tak jauh dari sumur. Pemilik SPBU dilaporkan beritikad baik dengan menyediakan dua sambungan  rumah tangga air PDAM sebagai ganti rugi. Ia juga mengungsikan sejumlah warga di sekitar sumur, memberikan bantuan sembako selama mengungsi dan menutup sumur yang tercemar.

Advertisement

Penulis: Ismail Usman