Connect with us

Bontang

Daging Sapi Kurang Laku Akibat Larangan Gelar Hajatan, Harganya?

Published

on

BEKESAH.co – Pandemi virus corona berdampak pula pada pedagang daging pasar tradisional di Kota Bontang. Sepinya pembeli ditambah larangan menggelar hajatan membuat konsumsi daging sapi terus merosot.

Budiono, pedagang daging sapi di Pasar Rawa Indah, mengaku hanya mampu rerata menjual 30 kilogram setiap hari.

“Biasanya bawa 200 kg sekarang cuman 50 kg ke pasar, itu pun syukur kalau laku semuanya.  Biasanya rata-rata 30 kg saja yang terjual,” ungkap Budiono saat ditemui di kios dagangannya, Selasa (12/5/2020).

Penjual daging sejak 1982 ini mengatakan, omsetnya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Jika biasa mendapat Rp 20-25 juta, sekarang kurang lebih Rp 7 juta saja per hari.

Advertisement

Setiap pembeli pun cuman beli sekitar 1-2 kg kala berkunjung ke kiosnya. Konsumsi beralih sepenuhnya ke kebutuhan rumah tangga atau menurun tajam sebelum larangan pemerintah diterapkan.

Berbeda kala masih banyak masyarakat menggelar acara atau hajatan.

“Omset merosot, sekarang cuman dapat Rp 4 sampai 7 juta saja, syukur kalo dapat Rp 8 juta. Itu saya jualan dari pagi sampe jam 12 siang. Biasanya dulu  sampai jam 10-an itu barang sudah habis,” ungkap pedagang 68 tahun itu.

Penurunan omset yang dirasakan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Rawa Indah ini sampai membuatnya harus mengistirahatkan 2 dari 7 orang karyawannya. Ia berasalan, beratnya menanggung upah karyawan jika keadaan terus-menerus seperti ini.

Advertisement

“Biasanya upahnya Rp 200-250 ribu setiap hari untuk satu karyawan. Tapi sekarang cuman Rp 100 ribu, kan kasian juga, tapi mau bagaimana lagi,” ucapnya.

Sementara itu, Budiono menyatakan persediaan daging sapi di pasar kala wabah masih terbilang cukup. Harga juga disebutkan masih stabil dengan Rp 135 ribu per kilogram.

Baca Juga  Cerita Damkar Bontang Pernah Diminta Kuburkan Kucing

Penulis : Maimunah Afiah

Advertisement
Continue Reading
Advertisement