Connect with us

Bontang

Warung Bubur Ayam Pertama di Bontang Sejak 1986, Kerap Didatangi Walikota

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Pasang surut. Inilah kisah inspiratif Warung Bubur Ayam pertama di Kota Bontang.

Warung Bubur Ayam Bontang Wak Haji U’ung adalah bubur ayam pertama dan salah satu ikon kuliner di Kota Bontang.

Namun, tidak banyak yang tahu kisah di balik suksesnya usaha Bubur Ayam ini.

Baca Juga  Sejarah Gorengan Bastino yang Melegenda, Terinspirasi dari Celana Jins

Bubur Ayam ini telah berdiri sejak 1986 yang artinya usia Warung Bubur Ayam Bontang Wak Haji U’ung hampir empat dekade.

Advertisement

Saat ini, usaha yang terletak di Jalan Ahmad Yani ini sudah dikelola oleh generasi kedua. Anak kandung Haji U’ung, Kusnawati.

Sebelum merintis usaha Bubur Ayam, Haji U’ung sempat bekerja sebagai pemasang kabel listrik. Sementara istrinya membuka usaha salon.

“Dulu belum ada PLN seperti sekarang, ayah saya yang pasang kabel listrik dari rumah-kerumah dan ibu saya sempat membuka salon,” ujarnya Jumat (18/11/2022).

Kusnawati bercerita usaha warisan kedua orangtuanya itu serba kebetulan. Saban hari, ada pengusaha Cina yang sangat menyukai bubur ayam.

Advertisement

“Toko Buku Aziz yang di depan kan dulu itu bioskop. Nah yang punya itu orang Cina kan, dia suka makan Bubur Ayam cuman di Bontang ini belum ada yang berjualan bubur. Terus Koko Cina itu ngomong keibu saya coba bikin Bubur Ayam,” katanya.

Usai mencoba, Koko Cina itu berseloroh agar sang ibu membuka usaha bubur. Menurutnya, olahan tangan sang ibu, laik untuk dijual.

“Wah, enak juga Bubur Ayam ini bu, kenapa ibu tidak coba menjual makanan ini saja,” ucapnya mengingat cerita ibunya saban hari.

Dari situ awal mula terbentuknya Warung Bubur Ayam Bontang Haji U’ung.

Advertisement

Kusnawati menyebut, sebelum kantor pemerintah bergeser ke kawasan Bontang Lestari, omzet perhari warung Bubur bisa mencapai Rp 1 juta – 2 juta.

“Sebelum kantor Walikota dipindahkan ke Sekambing rame orang kantor makan disini sampai penuh, karyawan saya dulu sampai 10 orang,” bebernya.

Tak hanya perkerja, anak sekolah, dan masyarakat biasa. Tokoh masyarakat di Kota Bontang juga menjadi pelanggan tetap.

“Alm. H. Adi Darma dan Bunda Neni sering makan di sini, dulu juga pas Pemkot Bontang habis pertandingan bola mereka makan di sini semua,” ujarnya.

Advertisement

Diketahui, usaha Warung Bubur Ayam ini sempat mengamalain penurunan penghasilan. Sewaktu pagebluk Covid-19 masuk Bontang.

“Pas Jaman Covid-19 cuma laku 2 porsi aja sehari, nyesek perasaan ku,” tuturnya.

Tetapi untuk sekarang bisa dibilang lebih baik, karena selain berjualan Bubur Ayam ia juga memiliki usaha Minyak Goreng.

“Alhamdullilah kalau sekarang omzet perhari bisa Rp 300-400 Ribu, itu belum termasuk penghasilan dari berjualan Minyak Goreng,” pungkasnya.

Advertisement

Ia bertekad usaha orang tuannya akan diteruskan ke anak cucunya kelak.

Penulis : *Carep Rio Tinto Achmad