Connect with us

Kisah Inspirasi

Sejarah Gorengan Bastino yang Melegenda, Terinspirasi dari Celana Jins

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Popularitas gorengan Bastino nyaris diketahui semua kalangan di Bontang. Bagaimana tidak, selain rasanya yang menggugah selera, di tempat ini pelanggan bisa mencicipi langsung di lokasi aneka olahan gorengan. Mulai dari pisang goreng, tahu goreng, bakwan, dan tempe gereng.

Bagian yang tidak ketinggalan menjadi pasangan gorengan di sini adalah sambalnya yang khas.

Namun, tidak banyak yang tahu kisah di balik suksesnya usaha gorengan ini.

Bastino berdiri dari tahun 1992 dan masih bertahan di tengah menjamurnya pedagang gorengan. Bahkan Bastino menjadi salah satu ikon kuliner di Kota Bontang.

Haja Sar’anah pemilik gorengan Bastino menuturkan warungnya itu telah berdiri selama tiga dekade silam di lokasi yang tidak pernah pindah di Jalan Sultan Hasanudin, Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan.

Advertisement

“Awalnya saya berjualan kain di Samarinda tapi belum rezeki. Lalu saya balik ke Bontang untuk berjualan gorengan hingga sekarang,” tuturnya saat ditemui awak Bekesah, Jumat (11/11/2022).

Nama Bastino sendiri diambil dari celana jins yang bermerek Basion yang dijual oleh tetangganya di samping rumah.

“Dulu tetangga saya pas di samping rumah jualan jeans, tapi belum rezekinya. Ada logo dari merek jeans Nasion saya tempel di atas pintu masuk warung saya,” katanya.

Dia melanjutkan, suatu ketika dia naik angkutan kota (angkot) pulang dari Pasar Lengkol. Di tengah perjalanan dia mendengar dua pelajar SMP DDI yang tengah asyik berbincang.

“Salah satu pelajar di dalam angkot itu nanya ke temannya gak ke gorengan Bastino kah,” kata Sar’anah menirukan perkataan salah satu pelajar.

Advertisement

Penasaran dengan obrolan dua remaja itu, ia lantas bertanya ke mereka.

Baca Juga  3 Siswi SLB Bontang Raih Juara di LKSN-ABK Tingkat Provinsi Kaltim

“Saya nanya gorengan Bastino itu di mana. Terus mereka bilang di Berbas. Oh, ternyata warung ku,” ungkapnya.

Tanpa pikir panjang, sembari membawa kantong belanjanya, ia kemudian membuat spanduk bertuliskan Warung Bastino. “Nah dari situlah namanya Bastino kemudian dikenal sampai sekarang,” bebernya.

Dia mengungkapkan, modal awal gorengan bastino di awal-awal merintis perharinya sekitar Rp 10 – 15 ribu. Namun, ibu dari tiga anak ini tak ingin buka-bukaan soal usaha yang dikelolanya sendiri itu. “Alhamdulillah lebih dari cukup untuk biaya sehari-hari,” ucapnya.

Dari hasil membuka usaha gorengan selama 30 tahun. Dia mengembangkan usaha lain. Di antaranya laundri, toko sembako, dan warung makan nasi kuning yang berseberangan langsung dari lokasi gorengan Bastino.

Advertisement

Sebagai pengusaha yang terbilang matang, Haja Sar’ana berpesan kepada calon pengusaha. Baginya kunci dari kesuksesan adalah sabar, konsisten, dan tekun.

Penulis : *Carep Rio Tinto Achmad