Connect with us

Bontang

Klarifikasi Pihak Sekolah, Tak Ada Pembullyan

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Pihak sekolah memastikan tidak ada kasus pembullyan atau perundungan yang dilakukan sesama siswanya. Murid kelas 1 sekolah dasar yang diduga menjadi korban selama ini perkembangannya baik di dalam kelas.

Kepala Sekolah, UM-inisial- mengungkapkan selama ini perkembangan siswanya cukup aktif di sekolah. Belajar sambil bergaul dengan teman sekelasnya.

“Nyaman aja dia sekolah. Saya tanya wali kelasnya gak masalah. Dia bermain saja sama teman-teman yang lain,” ungkapnya kepada Bekesah, Jumat (30/9/2022).

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Advertisement

Sebuah kiriman dibagikan oleh Cerdas, Kritis, Jenaka (@bekesahdotco)

Baca Juga  Jadi Korban Bullyan Temannya, Siswa Kelas 1 SD di Bontang Malu ke Sekolah
Baca Juga  Kadisdik Bontang Segera Panggil Pihak Sekolah Siswa yang Dibully

Meski demikian, dia mengakui memang benar pernah terjadi insiden perkelahian antara Marko –bukan nama sebenarnya– dengan temannya. Ditengarai karena olokan. Namun, kejadian itu pada saat penerimaan siswa baru.

“Memang sempat diolok. Dan itu satu kali saja,” akunya.

Advertisement
Baca Juga  Warga Bontang Catat, 30 September Ada Band Papan Atas, Cek di Sini

Kepsek UM juga membantah pernyataan ibu korban yang mengaku anaknya pernah tidak ikut mata pelajaran karena malu. Berdasarkan daftar absensi kehadiran siswa, korban memang sempat tidak masuk kelas selama tiga hari. Itu karena dia terserang demam.

“Gurunya minta istirahat cuman memang anaknya semangat belajar,” ungkapnya.

Dia berujar, selama ini sekolah juga tidak pernah melakukan pembeda-bedaan antarsiswa. Bahkan sekolah dasar di Bontang Selatan itu tercatat memiliki tiga murid disabilitas. Dua di antaranya memiliki telinga yang tidak sempurna.

Perihal perundungan, tentu jadi bahan evaluasi bagi pihak sekolah. Namun dia tidak bisa menjamin aktivitas semua siswanyaa di luar jam mata pelajaran atau di luar lingkungan sekolah.

Advertisement

“Kalau di luar sekolah ada yang ngolok itu kami tidak bisa menutup mulut dari jumlah siswa kita sebanyak 360,” ungkapnya.

Pun begitu, dia menguatkan ibu korban agar tetap tegar menghadapi kondisi ketidak sempurnaan fisik yang dialami siswanya. Dia juga berharap pemerintah bisa membantu penanganan operasi. Pasalnya, keluarga mereka tergolong keluarga yang kurang mampu.

“Semoga murid kami dapat bantuan dari pemerintah. Mendapat perawatan dan kedepannya mereka bisa menjalani hari-harinya dengan baik,” pungkasnya.

Penulis : Ahmad Nugraha

Advertisement