Connect with us

Bontang

Jadi Korban Bullyan Temannya, Siswa Kelas 1 SD di Bontang Malu ke Sekolah

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Seorang pelajar kelas 1 di salah satu sekolah dasar negeri di Bontang menjadi korban bullyan teman sekolahnya. Siswa berumur 7 tahun itu, kerap mendapat cemoohan lantaran tidak memiliki telinga yang sempurna.

Kejadian ini diungkapkan oleh Ibu korban, M (42). Ia merasa sedih melihat anaknya yang acapkali jadi korban pembullyan.

“Hampir tiap hari kasihan anak saya diolok-olok temannya,” ungkap M kepada Bekesah, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga  Klarifikasi Pihak Sekolah, Tak Ada Pembullyan
Baca Juga  Kadisdik Bontang Segera Panggil Pihak Sekolah Siswa yang Dibully

Dia menjelaskan, putranya, Marko–bukan nama sebenarnya– memang terlahir dalam keadaan tidak seperti bayi pada umumnya. Telinga bagian kiri tidak memiliki lubang. Anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu juga terlahir prematur.

Advertisement

Baca Juga  Masih Ingat Buaya Riska yang Bersahabat dengan Manusia ? Sudah Sebesar Ini
Baca Juga  Kebakaran di Kilang Badak LNG, Bisa Dikendalikan dalam Waktu Singkat

“Dulu pas dia lahir prematur 8 bulan. Itu juga saya dirawat di rumah sakit hampir satu bulan,” ungkap M.

Advertisement

Hampir setiap hari, putranya pulang sekolah dalam keadaan menangis. Tidak terima diolok putranya pun melakukan pembelaaan. Sehingga berujung pada perkelahian.

Baca Juga  Kadisdik Bontang Segera Panggil Pihak Sekolah Siswa yang Dibully

“Saya tanya kenapa nak, dia bilang diolok saya sama teman-teman. Saya nggak terlalu tanggapi namanya sesama anak-anak kan,” kata M.

M menceritakan, pernah suatu ketika hari pendaftaran ulang di sekolah. Kala itu, setiap siswa diminta mendaftar ulang secara mandiri. Orang tua tidak diperbolehkan masuk ke ruang kelas.

Tiba-tiba putranya keluar dalam keadaan menangis. Kontan saja ia bertanya apa gerangan yang membuat putranya itu tersedu-sedu.

Advertisement

“Dia bilang diolok lagi, makanya dis kelahi lagi sama temannya. Malu dia pergi sekolah,” terang M.

Akibat bullyan ini, putra M malu jika berangkat sekolah. Bahkan, Marko sempat beberapa kali tidak ikut mata pelajaran.

“Saya kasih penjelasan, yang sabar nak. Ini pemberian Tuhan,” kata M.

M mengatakan ia bersama suami sebenarnya ingin sekali melakukan operasi pada anaknya itu. Namun, ia terkendala biaya. Pasalnya, sang suami hanya bekerja serabutan sebagai kuli pikul semen.

Advertisement

“Kami berharap Pemerintah Kota Bontang bisa membantu kami,” pungkasnya.

Baca Juga  e-Beasiswa Bontang Sering Diretas, Hacker Mau Curi Data Mahasiswa ?

Penulis : Ahmad Nugraha