Connect with us

Bontang

Pelatih Cabor Tolak Tanda Tangani Bonus, Kadispopar Bontang Bilang Begini

Published

on

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Bontang, Ahmad Aznem memberikan tanggapan atas polemik yang muncul, soal bonus pelatih yang dianggap tidak sesuai.

BEKESAH.co, Bontang – Pemerintah Kota Bontang mulai memberikan bonus bagi atlet peraih medali di ajang Porprov Berau 2022. Sayangnya, sejumlah penolakan disuarakan beberapa pelatih.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Bontang, Ahmad Aznem mengaku tidak mengetahui detail persoalan tersebut. Namun ia berdalih pemerintah hanya menjalankan apa yang telah disepakati dengan Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI) Bontang, terkait bonus atlet dan pelatih.

“Saya tidak tahu jika ada penolakan,” terang Aznem saat ditemui di kantornya, Senin (9/10/2023).

Menurutnya walaupun sejumlah cabor menolak, ia tidak mau ambil pusing. Pasalnya nilai bonus itu sudah berdasarkan hasil perbandingan dengan daerah lain.

Advertisement

Selain sulit jika pihak pelatih maupun official dan manajer mengacu dengan Porprov Kutim 2018 lalu.

Lantaran pemerintah sudah terlanjur menganggarkan bonus atlet dan pelatih dengan anggaran, Rp10 miliar lebih.

Dimana anggaran tersebut hanya mengakomodir 277 atlet yang berhasil meraih medali, dengan masing-masing 1 pelatih setiap cabang olahraga.

“Standar itu setiap cabor kami asumsikan satu pelatih. Itu yang kami tahu,” ungkapnya.

Advertisement

Menurutnya sejauh ini hanya dijajaran official, pelatih, dan manager yang menolak menandatangani berkas pencairan.

Sementara itu para atlet tidak ada yang komplain dengan jumlah bonus yang diberikan.

“Kami masih tunggu. Berapapun berkas yang ditandatangani akan diserahkan ke BPKAD untuk dicairkan,” sambungnya.

Rincian Bonus Atlet

Advertisement

Diketahui pada ajang Porprov Kaltim 2022, Bontang memperoleh 277 medali. Di antaranya medali emas 53, perak 77, dan perunggu 147.

Adapun rincian bonus bagi atlet meliputi, penyumbang medali emas kategori perorangan mendapatkan bonus Rp 50 juta, perak Rp 25 juta, dan perunggu Rp 15 juta.

Baca Juga  5 Hari Hilang Kontak, Kapal Mutia Ladjoni Tujuan Bontang Ditemukan, 13 ABK Selamat

Sedangkan bonus bagi peraih medali emas beregu beranggotakan 2 sampai 5 pemain adalah Rp 75 juta, perak Rp 35 juta serta perunggu Rp 25 juta.

Di kategori beregu beranggotakan 6 sampai 10 pemain, peraih emas berhak memperoleh bonus sebesar Rp 100 juta, medali perak Rp 60 juta, sementara perunggu Rp 40 juta.

Advertisement

Klasifikasi beregu dengan 11 pemain ke atas, penyumbang medali emas diguyur bonus Rp 125 juta, peraih perak 75 juta, dan perunggu Rp 55 juta.

Memang berbeda dari tahun sebelumnya khusus pelatih, official, dan manager. Tapi nilainya kurang lebih saja.

“Kalau mau dituruti tapi anggaran terbatas kita juga mau gimana,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, para pelatih dan official kontingen Bontang yang terlibat dalam ajang Porprov Berau 2022 menolak menandatangani pencairan bonus yang disodorkan pemerintah, Senin (9/10/2023).

Advertisement

Mereka berdalih bonus yang diberikan pemerintah tidak seusai dari apa yang dijanjikan, pada momen penyerahan bonus secara simbolis di Pendopo Wali Kota, 4 Juni lalu.

Sulis Sugiarti, salah satu pelatih cabang olahraga Judo Bontang yang ditemui, di ruang Auditorium Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata mengatakan cukup kaget melihat daftar list pencairan bonus untuk pelatih, yang hanya mengacu pada 1 medali dengan nilai yang tertinggi.

Sementara itu, kata Sulis, Cabor Judo sendiri ada 3 pelatih yang terlibat dan berhasil membawa atlet Bontang berprestasi, dengan empat medali emas, dua medali perak, dan 18 medali perunggu.

“Kalau hitungannya hanya 1 pelatih yang diakomodir dengan 1 medali tertinggi ini kan tidak adil. Judo itu ada 3 pelatih, belum lagi official dan manajer. Berapa yang mau dibagi. Ini kan tidak adil. Kami seperti tidak dihargai,” kata Sulis.

Advertisement
Baca Juga  Breaking News: Ferdi Sambo Batal Dihukum Mati

Adapun Sulis mengungkapkan, pada porprov periode sebelumnya, bonus untuk para pelatih dihitung dengan sistem mengalikan besaran bonus dengan jumlah medali yang diperoleh.

“Kami menolak bertanda tangan. Kalau atlet nggak masalah karena sudah sesuai,” bebernya.

Setali tiga uang, hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Prestasi, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Bontang, Rendi.

Ia kecewa dengan bonus yang diberikan. Harusnya per medali dihitung sebagai nilai yang diakomodir untuk pelatih.

Advertisement

“Coba liat daerah lain, hitungannya itu melihat medali yang diperoleh. Atlet dapat pelatih juga dihargai,” bebernya.

Karena menurutnya, peran pelatih sangat berpengaruh pada prestasi atlet. Jika demikian ia berpikir untuk tidak lagi mau berkiprah di Bontang.

Penulis : Ananda Putri Aisyah

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

Advertisement

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG