Connect with us

Bontang

Rustam Soroti Investor di Citimall, Jangan Buat Aturan Seenaknya

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam HS berang mendengar investor yang tidak mengikuti budaya warga Bontang. Kehadiran perusahaan memang berdampak positif, namun harus bisa menghargai kearifan lokal.

Kepada Bekesah, Rustam mengutuk keras ihwal kasus ditolaknya warga Bontang bekerja lantaran tidak berkenan melepas hijab
yang dikenakan.

Baca Juga  Warga Bontang Ini Ditolak Kerja Gegara Berhijab
Baca Juga  Basri Rase akan Panggil Seluruh Perusahaan yang Melarang Karyawatinya Berhijab
Baca Juga  Wanita Berhijab di Bontang Ditolak Bekerja, Nursalam Minta Izin Operasi Dicabut

“Kami mengutuk keras kebijakan rekrutmen seperti ini. Investor harus tahu bahwa menggunakan jilbab sebuah keharusan. Apalagi perempuan yang beragama muslim,” ungkapnya Jumat (9/12/2022).

Rustam menanyakan, apa bedanya lepas dan mengenakan hijab. Justru karyawati berhijab terlihat lebih santun, dan lebih beradab.

Advertisement

“Ini malah kami lihat seenaknya. Lebih santun karyawati yang bisa jaga adab,” tegasnya.

Selain itu politisi Golkar ini juga menyoroti lahan parkir di Citimall yang belum juga rampung sejak beroperasi 1 Desember lalu. Dampaknya, timbul parkir liar di mana-mana. Bahkan ada yang menggunakan lahan pemkot.

“Di ruas jalan kiri-kanan itu sudah dipetak-petak. Ada yang berebut lahan parkir. Ini harus segera dirampungkan,” tukasnya.

Perilaku diskriminasi terhadap wanita berhijab terjadi di Kota Bontang. Seperti yang dialami oleh Syarifah –bukan nama sebenarnya.

Advertisement

Warga Bontang ini tak keterima kerja lantaran menggunakan jilbab.

Syarifah bercerita bahwa ia melamar pekerjaan di salah satu tenant minuman di pusat perbelanjaan di Kota Taman.

Kemudian ia dihubungi salah satu pihak toko tersebut untuk wawancara kerja. Dengan senang hati, wanita yang sudah besertifikasi sebagai Barista ini menjawabnya dengan ramah.

“Saya diminta kirim CV awalnya. Terus saya kirim. Nah karena pas foto yang saya kirim saya menggunakan jilbab,” ungkapnya.

Advertisement

Dia melanjutkan, saat diihubungi diminta kesediannya apakah berkenan melepaskan hijab jika tidak keberatan.

“Katanya standar di situ perempuan nggak berhijab. Karena saya merasa keberatan. Akidah kepercayaan agama saya soalnya. Setelah itu saya nggak dipanggil lagi,” ujarnya.

Syarifah mengaku sedih karena masih terkejut atas sikap diskiriminasi tersebut. Padahal ia sudah berharap mendapatkan pekerjaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Meski demikian, Syarifah mengaku tidak trauma dan akan mencoba di tempat lain. Namun yang masih membuatnya merasa heran mengapa hal itu terjadi karena jilbabnya bukan pengaruh pengalaman bekerja atau hal lain yang lebih bisa diterima alasan perusahaan menolaknya.

Advertisement

Penulis : Redaksi