Connect with us

Bontang

Merasa Terus Merugi, Bos Perusda AUJ Minta Bank Milik Pemkot Bontang Keluar dari Struktur Usaha

Published

on

BEKESAH.co- Perusahaan Daerah Aneka Usaha dan Jasa (Perusda AUJ) Bontang yang digadang-gadang mampu menghasilkan pundi-pundi ke kas daerah, hingga saat ini masih belum maksimal menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Bukannya menyetor keuntungan, unit usaha justru merugikan Perusda AUJ. Yakni, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sejahtera.

Manajer Pengembangan Usaha dan Marketing Perusda AUJ, Arif mengaku sudah menyuntikkan dana sebesar Rp 1,3 miliar untuk bank pelat merah itu.

BPR Sejahtera yang hampir dikenakan sanksi likuidasi, hasil evaluasi Otoritas Jasa Keungangan (OJK) bank itu harus diselamatkan.

Advertisement

“Awalnya anggaran itu untuk deviden. Tapi karena menurut pemerintah BPR harus diselamatkan, makanya kami bantu,” ungkap Arif saat rapat kerja bersama DPRD Bontang Selasa (7/7/2020).

Namun, bantuan dana itu ternyata tidak efektik membangkitkan unit usaha tersebut. Biaya operasional BPR Sejahtera terlalu membengkak, lantaran ikuti standar perbankan.

“BPR itu punya otoritas sendiri. Contohnya gaji manajemen yang terlalu tinggi. Bahkan gaji manajer di sana (BPR Sejahtera) lebih tinggi dari pada kita di Perusda,” paparnya.

Lantaran tak kunjung menghasilkan profit, ia minta pemerintah peru bertindak. Arif minta BPR dipisah dari struktur unit usaha Perusda AUJ.

Advertisement

“Kalau mau diselamatkan, dipisahkan. Jjadi pemerintah bisa menyuntikkan dana langsung tanpa harus lewat Perusda AUJ,” tegasnya.

Penulis: Ismail Usman

Baca Juga  Rahman Ukkas ; Tidak Dapat Modal dari Pemkot, Dia Optimistis Sembuhkan Perusda AUJ