Connect with us

Kaltim

Menguak Misteri Kerangka Manusia Berusia 31 Ribu Tahun di Kaltim

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Sebuah kerangka manusia tanpa kaki kiri berusia 31 ribu tahun ditemukan para arkeolog di Gua Liang Tebo, Sangkulirang, Kutai Timur. Kerangka itu sempat diklaim sebagai praktik amputasi pertama di dunia.

Dilansir detikInet penemuan kerangka manusia berusia puluhan ribu tahun itu ditemukan tim ekspedisi yang dipimpin oleh arkeolog Australia dan Indonesia.

Menurut studi peer review, kerangka itu disebut sebagai bukti operasi medis paling awal yang diketahui dalam sejarah manusia. Bahkan disebut mendahului penemuan-penemuan prosedur rumit lainnya di seluruh kawasan Eurasia selama puluhan ribu tahun lalu.

Baca Juga  FIFA Akhirnya Hapus Indonesia dari Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Seorang peneliti dari Universitas Griffith Australia, Dr Tim Maloney menyebut bahwa kaki kiri yang hilang itu disebabkan oleh amputasi dan bukan karena kecelakaan, serangan hewan, atau yang lainnya. Pihaknya menemukan bukti perawatan, dan temuannya ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Advertisement
Baca Juga  McDonald’s Bontang Dibangun Agustus, Lokasinya di Gunung Sari Ahmad Yani

Bantahan Terhadap Klaim

Namun, semua klaim itu telah mendapatkan sejumlah bantahan dari beberapa ahli bedah ortopedi Australia dan spesialis penyakit menular. Mereka menolak klaim terhadap penemuan kerangka berusia 31 ribu tahun itu sebagai terobosan ilmiah terkait sejarah peradaban medis manusia.

Penolakan itu di antaranya datang dari tim dokter dari Newcastle menilai klaim itu sebagai bentuk ketidakpahaman terhadap praktik ortopedi. Hal itu disampaikan ketika mengulas jurnal Nature.

Kemudian ada seorang ahli bedah kecelakaan di Rumah Sakit Jhon Hunter, Newcastle, Prof Zscolt Balogh mengatakan praktik amputasi itu tidak mungkin dilakukan 31 ribu tahun lalu.

Advertisement

“Kesimpulan utama amputasi bedah 31 ribu tahun lalu tidak mungkin. Ada banyak penyebab yang lebih masuk akal,” terangnya.

Menurut Balogh, penyebab paling jelas adalah patah tulang terbuka sederhana, orang itu mengalami luka pada kakinya dan mengenai jaringan lunak daripada tulangnya.

Balogh menegaskan para ilmuwan harus lebih memperhatikan mengenai orang yang terluka ini sebagai temuan yang terpenting. Menurutnya, hal ini adalah bukti manusia purba dapat merawat diri satu sama lain.

“Tiga puluh satu ribu tahun yang lalu, manusia prasejarah memiliki kemampuan untuk merawat satu sama lain, merawat seseorang yang kehilangan anggota tubuhnya,” pungkasnya.

Advertisement

Penulis : Redaksi

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini 

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG

Advertisement