Connect with us

Bontang

Mengenal Sosok Lurah Tanjung Laut Azidah, Sempat Ingin Berhenti Jadi PNS

Published

on

Azidah, wanita kelahiran Bontang 11 Juli 1979 ini tak pernah terpikir akan menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara apalagi seorang lurah.

Sebelum mengawali karirnya sebagai PNS, setelah lulus kuliah sebagai sarjana Ilmu Komunikasi, Azidah sempat mendapatkan tawaran bekerja di salah satu stasiun TV nasional. Namun dilewatkan lantaran tidak mengantongi restu dari kedua orang tuanya.

Keinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 pun harus diurungkannya dengan alasan serupa. Lagi-lagi orang tua tak mengizinkan.

Di tahun 2002, Azidah mencoba peruntungan mengikuti tes PNS dengan bermodalkan Surat Keterangan Lulus saja, karna ijazahnya saat itu belum terbit. Saat itulah perjalanan karirnya sebagai aparatur dimulai. Ia lolos sebagai salah satu PNS di lingkungan Pemkot Bontang.

Advertisement

Lurah Tanjung Laut, Azidah

Tahun pertamanya sebagai PNS, Azidah dipercaya bekerja di Kecamatan Bontang Selatan di bagian pemerintahan. Namun hal itu sempat membuat Azidah ingin berhenti dari pekerjaannya karena di tengah kesibukannya, ia harus merawat anak pertamanya yang saat itu lahir prematur.

“Sempat mau berhenti, karena anak pertama lahir tidak cukup bulannya. Jadi mau fokus urus anak, tapi dari BKD disarankan untuk pindah saja ke Kelurahan Lok Tuan,” jelas Azidah.

Dari dukungan tersebut, Azidah pun memutuskan melanjutkan karirnya. Mengabdikan diri di Kelurahan Lok Tuan sembari tetap merawat buah hatinya.

Tak lama berkiprah di Kelurahan Lok Tuan, Azidah pun mendapat promosi dan pindah ke Kecamatan Bontang Utara sebagai Kasubag Umum.

Cukup panjang perjalanan karir Azidah sebagai PNS. Setelah berada di Kecamatan Bontang Utara, ia berpindah lagi ke Kelurahan Belimbing selama 6 bulan di Kasi Pemerintahan. Setelah itu berpindah lagi ke Dispopar selama kurang lebih 4 tahun.

Advertisement
Baca Juga  Dapat Anggaran APD dari KPU RI, 3.375 Petugas Pilkada Bontang Bakal Rapid Test

Tak berhenti sampai situ, Azidah pun sempat berkantor di Kesbangpol selama 9 bulan, lalu pindah lagi ke Dinas Perpustakaan selama 9 bulan, sebelum akhirnya diberi amanah sebagai lurah pada 16 Mei 2019 lalu.

Ibu dua anak ini tak pernah menyangka akan menjadi Lurah Tanjung Laut. Azidah tahu bahwa menjadi lurah adalah pekerjaan yang sangat kompleks, bahkan tak kenal waktu. Kapanpun masyarakat membutuhkan, ia harus turun untuk melayani.

“Menjadi lurah ini adalah pekerjaan yang sangat kompleks ya. Selain bekerja untuk pemerintah dan jadwal menjadi padat, kita harus siap melayani masyarakat dalam kondisi apapun dan tak kenal waktu, kapanpun masyarakat butuh, ya kita harus datang,” paparnya.

Selama menjabat sebagai lurah, Azidah dikenal sebagai sosok yang luwes, mudah bergaul, aktif, juga cekatan.

Advertisement

Pekerjaannya sebagai Lurah Tanjung Laut pun sangat dinikmatinya. Tak ada kendala yang mengganggu Azidah. Ia justru bersyukur karena sangat banyak pelajaran, ilmu, pengalaman yang bisa ia ambil dan tidak bisa ditemukan di tempat lain.

“Saya itu sangat bersyukur, bisa dipertemukan dengan banyak orang yang ternyata masih punya kekurangan, saya jadi tersentuh dan hanya berfikir untuk bagaimana bisa membantu masyarakat yang ada di sekitar Tanjung Laut,” jelas Azidah.

Hubungannya dengan masyarakat tak hanya sebatas lurah dengan masyarakatnya, tetapi juga sudah seperti keluarga yang selalu ingin membantu satu sama lain.

“Saya itu dengan RT dan masyarakat sangat dekat sekali, dan sudah seperti keluarga. Apalagi ketika ada saudara kita di Tanjung Laut yang memerlukan bantuan, seperti putus sekolah, minimal kita bisa membantu memberi informasi bagaimana agar bisa bersekolah kembali,” tuturnya.

Advertisement
Baca Juga  Cantiknya RT 19 Tanjung Laut, Nominator Lingkungan Bersih dan Sehat

Lika liku karir Azidah membuatnya memiliki banyak pengalaman dan selalu belajar dari lingkungannya. Proses yang ia nikmati tak lantas membuatnya sombong, karena dirinya percaya semua ini sementara dan hanya titipan.

“Saya bersyukur bisa turut membantu menjadi uluran tangan untuk masyarakat. Tapi tetap tidak boleh sombong karena semua ini hanya titipan dan tidak patut untuk disombongkan. Intinya teruslah melakukan yang terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya.(*)

Penulis: Annisa Hashifah

Advertisement