Connect with us

Bontang

Menengok Prakla yang Bergantung di Jembatan Darurat

Published

on

BEKESAH.co – Haji Takim melangkah was-was di antara papan ulin di depannya. Sebagian papan berderik karena lepas dari kuncian paku, sementara di ujung papan lainnya putus habis terbakar. Papan-papan kayu ini adalah jembatan yang menjadi penghubung rumah-rumah warga di Prakla.

Haji Takim tinggal di Prakla, kampung di atas air di Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan. Sejak kebakaran besar di RT 16 tahun 2017 lalu, jembatan kayu itu ikut terbakar parah.

Sejak saat itu pula belum ada tindakan konkret dan serius dari pemerintah untuk membenahi jembatan. Secara swadaya, warga membenahi akses ala kadarnya dengan menjejerkan sejumlah papan. “Ini namanya jembatan darurat,” kata Takim menunjuk empat papan yang dijejerkan.

Jembatan darurat itu menjadi akses utama menuju dermaga Prakla agar ekonomi masyarakat yang mengandalkan sumber daya laut tidak mati. Akses lain disebutnya terputus karena habis terbakar api.

Advertisement

“Tidak semua warga Prakla itu bergantung secara ekonomi di hiburan malam. Teruntuk warga ujung Prakla itu ekonominya bergantung pada hasil laut. Aktifitas bongkar muat ikan dari dermaga ke darat terkadang terhambat,” ungkapnya.

Selain berbahaya, lebar jembatan darurat ini hanya bisa dilewati satu gerobak ikan, Takim menambahkan.

Ketua RT 16 Soni mengatakan warga masih menggunakan jembatan darurat yang dibuat warga setempat menggunakan papan bekas dari sebagian runtuhan kayu yang tak terbakar.

“Saya sudah usulkan (perbaikan jembatan) sejak awal setelah kebakaran saat musrembang di kelurahan, beberapa orang Pemkot sudah lihat kondisinya. Hanya memang belum ada wacana untuk pembangunan dari tahun lalu hingga tahun ini,” tutur Soni.

Advertisement

Lurah Berbas Pantai Rendy membenarkan jika otoritas setempat telah mengusulkan pembangunan akses jalan menuju dermaga Prakla sejak setahun lalu.

Baca Juga  Prakla yang Bertahan di atas Papan Hangus Karena Seret Anggaran

“Sudah lama kami usulkan soal akses jalan dan pembenahan dermaga di dua dinas terkait. Kami dari kelurahan hanya bisa mengusulkan,” lirihnya.

Salahsatu jembatan darurat yang dibuat warga untuk melintas di antara akses yang terputus. (Foto: Ismail/bekesah.co)

Ia menjelaskan, peningkatan jalan menjadi beton dari sisi darat hingga dermaga pernah diusulkan. Sebelum pekerjaan selesai dilakukan, jembatan ini pun terbakar. Pada 2020, pembangunan jalan kembali diprogramkan namun tidak sampai dermaga.

“Pembangunan untuk tahun ini bukan pembangunan untuk pasca kebakaran sebenarnya, usalan itu sudah sejak lama. Namun baru terealisasi sekarang, itu pun tidak sampai dermaga. Jadi, tidak ada pembangunan pasca kebakaran Prakla,” tambahnya.

Setelah musibah, kelurahan kembali mengusulkan pembangunan jembatan sementara untuk masyarakat. Namun, terhalang aturan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset (DPPKA) Kota Bontang.

Advertisement

“Kalau dibuatkan jembatan sementara, nanti setahun atau dua tahun mendatang pada saat ada pembangunan, jembatan sementara itu tidak boleh dibongkar karena melanggar aturan. Banyak kebijakan pemerintah yang terhalang dengan aturanya sendiri, akhirnya imbasnya ke masyarakat,” tutur Rendy. (*)

Penulis: Ismail Usman