Connect with us

Bontang

Makin Pedas, Harga Cabai di Bontang Capai Rp 100 Ribu per Kilogram

Published

on

BEKESAH.co — Melejitnya harga cabai membuat pedagang pasar harus mengurangi persediaan.

Hal itu pun diungkapkan salah satu pedagang pasar Telihan, Ibu Robi–sapaan akrabnya. Biasanya sebelum Covid dan harga cabe naik, dirinya mampu menyetok hingga 10 kilogram (kg).

“Sekarang cuman 2-3 kilo saja. Maksimal itu 5 kilo. Tapi itu pun kadang-kadang sudah tidak mampu, lumayan harganya hampir mencapai Rp 500 ribu. Kalo 10 kilo sudah Rp 1 juta. Tidak sanggup,” ungkapnya saat dihampiri Bekesah.co di lapaknya, Jumat (5/3/2021).

Ibu Robi juga menyebutkan, naiknya harga cabai membuat pelangganya mengurangi daya beli. Biasanya beli setengah kilo sekarang beli seperempat saja. Bahkan ada yang beli hanya 1 ons.

Advertisement

“Warung-warung itu biasanya beli 1 kilo, tapi sekarang sudah enggak, mereka juga tidak sanggup. Karena warung sepi juga sekarang,” ucapnya.

Walaupun tidak bisa memastikan berapa penghasilan yang dia dapatkan dari menjual cabai, tapi Ibu Robi mengatakan, pemasukan dari penjualan si merah pedas itu sangat mempengaruhi penghasilannya.

“Tidak bisa masing-masing, karena kita total semua sama barang lain. Tapi sangat mempengaruhi, karena kebutuhan sehari-hari. Karena harga mahal, yah turun juga penghasilannya,” terangnya.

Diketahui, harga cabai di pasar mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Biasanya, harga normal hanya berkisar pada harga Rp 50 ribu. Artinya, selama satu bulan belakangan ini, lonjakan harga mencapai 100 persen.

Advertisement

Dikonfirmasi kepada Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian Bontang, Debora Kristiani mengatakan, naiknya harga cabai disebabkan faktor cuaca dan gagal panen.

“Februari ke Maret ini kan lagi musim hujan, jadi banyak yang busuk. Gagal panen, khususnya yang di pulau Jawa. Jadi mereka memprioritaskan persediaan di daerahnya dulu. Jadi untuk di kirim ke luar daerah terbatas. Makanya harga cabai naik,” jelasnya.

Baca Juga  Komisi III Setuju Moda Transportasi Laut di Pelabuhan Lok Tuan Aktif Kembali

Penulis : Maimunah Afiah

Advertisement