Connect with us

Bujur-Bujur

Karena Sering Dibully, Murid SD Cuman Bisa Terbaring di Tempat Tidur

Published

on

BEKESAH.co – Ini bisa jadi perhatian semua pihak. Perundungan atau bully sangat menganggu psikologi seseorang. Apalagi bagi anak-anak. Seperti yang tengah dialami TDO (7), murid SD di Kelurahan Barong Tongkok, Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat. Ia diduga menjadi korban perundungan (bully) di sekolahnya.

Kepada wartawan, orangtua korban mengaku keberatan atas tindakan yang menimpa putri bungsunya itu. Pengawasan sekolah dinilai kurang optimal terhadap murid di sekolah.

“Anak saya sekarang jadi trauma akibat kejadian ini. Sekarang hanya bisa berbaring di tempat tidur. Dia tidak mau sekolah, karena masih takut untuk bertemu teman sekolahnya,” ungkap Christiani Pelsius kepada media ini kemarin (1/3).

Baca Juga  Ada 76 Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bontang Sepanjang 2019

Mengenai orangtua terduga pelaku, dia menyebut akan bertanggung jawab sepenuhnya mengenai biaya pengobatan korban. “Kemarin semua biaya pengobatan di rumah sakit memang ditanggung mereka (keluarga terduga pelaku, Red). Oleh pihak keluarga agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tidak harus ke jalur hukum,” ujarnya.

Advertisement

Menyikapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubar, Silvanus Ngampun mengatakan, kejadian tersebut bukan berdasar kekerasan, tapi hanya bercanda. Dia menegaskan, mengenai isu beredar di sosial media menyebut terduga pelaku bully ada tujuh orang.

“Itu belum tentu benar. Sebab, ketika ditanyakan pihak sekolah, korban hanya menyebut salah satu teman sekolahnya, bukan tujuh orang,” jelas Ngampun.

Sederet kasus perundungan terhadap anak sekolah menjadi perhatian serius dunia pendidikan di Indonesia, beberapa bulan belakangan.

Anggota DPRD Kubar Lusiana Ipin mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Dia berharap, kejadian tak terulang kembali di Bumi Tanaa Purai Ngeriman. “Saya harap orangtua terus mengontrol perilaku anak di sekolah. Apalagi anak di usia sekolah dasar memiliki beragam perilaku. Jadi, tetap harus memberikan bimbingan kepada anak saat di luar sekolah,” tandas Ipin. (prokal)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement