Connect with us

Bontang

Kapal Penumpang Belum Boleh Berlayar, Begini Tanggapan Warga

Published

on

BEKESAH.co- Adanya Pelabuhan Lok Tuan menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat Kota Bontang. Sebab semenjak beroperasinya kapal penumpang di Pelabuhan Lok Tuan memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Hal itu pun tidak hanya dirasakan masyarakat Kota Bontang, wilayah tetangga seperti Kutai Timur (Kutim) juga ikut merasakan dampak baiknya.

Selain memberikan akses yang mudah, kehadiran Pelabuhan Lok Tuan juga membantu warga setempat untuk meningkatkan perekonomian, seperti membuka lapak jualan makanan, jualan tiket maupun sebagai jasa angkut barang.

Baca juga: Dinkes Ungkap Belum Ada Pembahasan Rencana Pelabuhan Lok Tuan Dibuka Kembali

Advertisement

Namun di tahun 2020, hal itu sedikit berbeda. Kapal penumpang terakhir beroperasi tanggal 28 Maret lalu. Setelah itu tidak ada lagi aktivitas kapal penumpang yang masuk. Nampak suasana di pelabuhan sangat sepi. Tidak ada lagi warga lalu lalang memenuhi pelabuhan pun pedagang kaki lima.

Hal itu terjadi karena akses kapal penumpang masih ditutup akibat Covid-19. Akibatnya masyarakat pun merasakan dampaknya.

Seperti warga Lok Tuan, Sam (39) yang saban tahun pulang kampung, terpaksa harus menunda karena akses kapal masih ditutup.

“Biasanya setiap tahun pulang ke Sulawesi, tapi tahun ini kayaknya tidak,” ucapnya.

Advertisement

Dirinya setuju jika akses kapal penumpang dibuka. Hal itu untuk memudahkan perjalanan masyarakat yang ingin pulang kampung.

“Iya setuju, jadi tidak perlu jauh-jauh ke Samarinda,” tuturnya.

Senada dengan Hernisa Rianas (22), mahasiswa asal Bontang yang berkuliah di Sulawesi tersebut juga menyanyangkan mengapa di masa new normal ini akses transportasi umum di Bontang masih ditutup, khususnya Pelabuhan Lok Tuan.

Ica sapaan akrabnya, mengaku dirinya merupakan penumpang yang selalu menggunakan jasa transportasi kapal yang ada di Pelabuhan Lok Tuan. Setidaknya setiap tahun, 2 kali dirinya harus mudik ke kampung halaman.

Advertisement
Baca Juga  Penderita HIV/AIDS di Bontang 2023 Capai 140 Kasus, Dominan Laki-laki

Dia berharap pelabuhan Lok Tuan segera dibuka, namun tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

“Karena saya pribadi yang sering naik kapal harus ke Samarinda dulu dan jarak Bontang ke Samrinda pun jauh. Mengeluh pasti ada karena pernah sekali itu hampir ketinggalan kapal karena sampai di Samarinda lumayan macet dan pada saat itu banjir,” ucapnya.

Baca juga: Kata Agus Haris Soal Kapal Penumpang di Pelabuhan Lok Tuan

Sementara itu, Muhammad Jupri (41) salah satu pemilik warung yang ada di kawasan Pelabuhan Lok Tuan, sangat memaklumi pemerintah kota yang masih menutup akses kapal penumpang di Pelabuhan Lok Tuan.

Advertisement

Menurutnya, kesehatan lebih utama dari segala hal. Sebab di tengah pandemi seperti ini tidak bisa dipastikan dimana saja keberadaan virus corona, karena virus tersebut tak kasat mata.

Dirinya juga mengaku bahwa warung yang dia buka tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatannya. Sebab, segmentasi jualannya tidak hanya berfokus pada penumpang kapal.

“Kita tidak cuman fokus di sana, kan ada juga kapal cargo, yah biasanya buruh kapal datang kesini sekedar untuk ngopi, jadi tidak terlalu berdampak,” ujarnya.

Dia juga menuturkan, jika akses kapal penumpang mau dibuka, harus bisa dipastikan apakah secara fasilitas itu sudah siap atau tidak. Karena jangan sampai ketika akses tersebut dibuka malah menimbulkan kasus-kasus baru.

Advertisement

“Kalo siap silahkan dibuka, mau diawal pandemi dibuka pun yang penting pihak-pihak terkait siap, terutama dari tim kesehatan. Karena kalau akses itu dibuka, susah untuk mematuhi protokol kesehatan, apalagi menjaga jarak, susah atur manusia itu,” tuturnya.(*)

Penulis: Maimunah Afiah

Baca Juga  Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad, Jemaah Padati Masjid Agung Al-Hijrah