Connect with us

Bontang

Idap Penyakit Paranoid, Ibu Kurung Lima Anaknya di Rumah Tanpa Air dan Listrik

Published

on

BEKESAH.co- Malang nian nasib Fd (14), remaja asal Jalan Atletik, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara.

Lantaran ibunya AS yang mengidap penyakit paranoid, Fd dan keempat adiknya dikurung di rumah selama lima bulan.

Yang lebih miris, sejak tiga bulan terakhir, keluarga tersebut tinggal di rumah dalam keadaan listrik padam dan tanpa air. Pun beberapa bekas luka gigitan tikus.

Kondisi miris yang dialami kelima saudara itu kemudian diketahui salah satu komunitas sosial, ICare Bontang.

Advertisement

Fd dan keempat adiknya, St (12), Fi (9), Rz (6) dan Zh (4) kemudian dijemput dan diajak tinggal sementara di sekretariat ICare Bontang pada 15 Desember lalu.

“Pada saat relawan kami menemukan mereka, itu di rumahnya nggak ada listrik, nggak ada air, banyak sampah. Sampai banyak luka-luka bekas gigitan. Anaknya bilang sering digigit tikus karena gelap,” ujar Ketua ICare Bontang, Sutarwanto Teguh, ditemui Jumat (25/12/2020).

Penuturan anak AS yang dihimpun tim ICare Bontang, wanita tersebut sudah menunjukkan gejala-gejala paranoid sejak setahun terakhir.

AS tak percaya dengan orang lain. Termasuk suaminya, YK. Bahkan AS sampai mengusir YK dari rumah.

Advertisement

“Ini anak punya bapak sebenarnya. Tapi bapaknya diusir sama ibunya. Sekarang bapakmya kerja di Banjarmasin. Di tambang. Katanya kalau penyakit ibunya kambuh, dia (AS) sayangi sekali anak-anaknya, sampai tidak mau satu orang pun ada yang sentuh anaknya,” terang Teguh.

Saat YK datang untuk menegok kondisi anaknya pun tetap tak diperbolehkan AS. Sehingga YK memutuskan bertemu anak-anaknya secara sembunyi-sembunyi lewat jendela.

Tetangga di pemukiman itu sebenarnya juga turut prihatin dengan kondisi yang dialami AS, pun kelima anak AS.

Baca Juga  Ini Penyebab Ngurus PBG di Bontang Masih Sulit

Namun, lagi-lagi karena rasa curiga dan tidak percaya AS terhadap orang lain membuatnya enggan menerima bantuan dari tetangganya.

Advertisement

Makanan maupun kebutuhan pokok seperti beras yang diberikan tetangganya dibuang, lantaran menganggap pemberian tersebut dari orang jahat yang berniat meracuni keluarganya.

Saat hendak menjemput kelima bersaudara itu, Teguh mengaku sempat mendapat perlawanan dari AS.

“Sempat kejar-kejaran. Sekarang ibunya di RSJ Samarinda. Rencananya mau dibawa ke Malang untuk pemulihan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penyaki paranoid adalah penyakit yang ditandai dengan tidak percaya kepada orang lain secara tidak realistis atau merasa dianiaya. Tingkatan yang ekstrem dapat menjadi tanda penyakit jiwa.(*)

Advertisement

Penulis: Iqbal Tawakkal

Continue Reading
Advertisement