Connect with us

Balikpapan

Gegara Proyek, Owner MS Glow Balikpapan Pasang Spanduk Raksasa Merasa Dizalimi

Published

on

Spanduk berukuran 17×7 meter membentang di Jalan MT Haryono Balikpapan Selatan. Spanduk itu dibentangkan sebagai bentuk protes atas proyek yang dianggap merugikan pemilik usaha di sekitar jalan tersebut.

BEKESAH.co – Pengerjaan proyek tahun jamak Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal di Balikpapan mendadak jadi sorotan. Itu setelah spanduk raksasa berukuran 17×7 meter terbentang menutupi bagian atas tiga ruko di kawasan Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan.

Spanduk itu bertuliskan ucapan terima kasih kepada kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa yang sudah membuat tatanan Kota Balikpapan menjadi amburadul, kumuh, kotor, macet dan merugikan semua pengguna jalan. Ucapan tersebut disampaikan pemilik tempat usaha yang mengaku dizalimi dan dirugikan.

Ya, spanduk itu adalah wujud kekecewaan Nanda Adi Surya selaku pemilik usaha skincare MS Glow Balikpapan.

Ungkapan kekecewaan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, tempat usahanya terkena dampak pengerjaan.

“Saya mewakili pelaku usaha yang terkena dampak di sini,” tegasnya saat disambangi awak media, Jumat sore.

Advertisement

Kekecewaan yang dirasakan Nanda bukan tanpa alasan, mengingat jembatan yang menghubungkan rukonya dengan jalan raya dibongkar tanpa sepengetahuannya.

Padahal, jembatan itu dibangunnya menggunakan dana pribadi menelan biaya Rp300 juta.

Sebelumnya memang ada sosialisasi bahwa akan dilakukan pengerjaan (proyek) itu. Tapi disampaikan titik awal kesepakatan pembongkaran pengerjaan proyek DAS Ampal ini di simpang tiga (Jalan) Beler terlebih dahulu sebelum berakhir di simpang tiga BDS,” ungkapnya.

Nyatanya, proyek ini dimulai dari Jalan MT Haryono tepat di depan rukonya. Pengerjaan proyek dimulai Minggu (30/1/2023) dini hari, namun Nanda baru mengetahui itu keesokan harinya, tepatnya saat subuh.

Akibatnya, jembatan selebar 25 meter yang menghubungkan tiga ruko dengan jalan raya pun dibongkar.

Advertisement

Nanda terpaksa merobohkan tembok tak jauh dari tempat usahanya, mengingat masih ada satu jembatan lagi yang tidak dibongkar karena proyek itu.

Baca Juga  Kaltim Jadi Ibukota Negara, Tapi Masih Minim Air Bersih

“Kalau (tembok) tidak dirobohkan maka tidak ada jalan menuju ruko. Kami juga mengalami penurunan omset sebesar 70 persen,” ujarnya.

Sebelumnya Nanda mengaku dijanjikan jembatan sementara. Janji itu tertera dalam surat yang ditandatangani berbagai pihak.

Surat itu juga turut diperlihatkan kepada awak media. Namun faktanya hingga saat ini, jembatan tersebut tak kunjung terealisasi.

Nanda pun mengaku sulit untuk menghubungi kontraktor PT Fahreza Duta Perkasa. Belum lagi, proyek kerap menimbulkan kemacetan lantaran material turut memakan bahu jalan.

Advertisement

Bahkan sudah hampir tiga minggu sejak pembongkaran, tidak ada progres pekerjaan dari kontraktor.

“Oleh sebab itu, saya inisiatif memasang spanduk ini sebagai bentuk kekecewaan kami, karena terus dibohongi. Hingga kami hubungi pun tidak direspon,” kata Nanda.

Dia menegaskan, mendukung dan terbuka terhadap proyek ini, apalagi untuk kepentingan umum dalam hal pengendalian banjir.

Bahkan, Nanda memastikan tidak menuntut ganti rugi meski terkena dampak proyek itu.

Namun dia meminta kinerja kontraktor dievaluasi.

Advertisement

Terpisah, Direktur PT Fahreza Duta Perkasa Cahyadi mengaku bahwa hanya terjadi salah faham dengan MS Glow.

“Kami tadi sudah menghubungi MS Glow untuk membahas itu,” terangnya, dalam jumpa pers yang digelar Diskominfo Balikpapan.

Dalam pertemuan dengan awak media, dia juga meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan karena pengerjaan proyek tersebut.

Untuk diketahui, proyek penanganan banjir yang dikerjakan PT Fahreza Duta Perkasa meliputi empat titik.

Di antaranya Perumahan Wika, tanjakan depan Global Sport, sekitar MT Haryono, serta kawasan sekitar Hotel Zurich.

Advertisement

“Untuk kawasan sekitar Hotel Zurich masih dilakukan pembersihan,” tutupnya.

 

Sumber : Kotaku