Connect with us

Kisah Inspirasi

Cerita di Balik Kesuksesan Owner Hendra Mart, Sempat Jualan Sayur

Published

on

Hendra Eka Putra saat didaulat menjadi pembicara.

BEKESAH.co, Bontang – “Jika kamu terlahir miskin, itu bukan kesalahanmu. Tetapi jika kamu meninggal dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu,” kutipan motivasi dari Bill Gates ini menjadi prinsip yang terus ditanamkan Hendra Eka Putra. Terlahir dari keluarga yang kurang mampu tak lantas membuat pemilik Hendra Mart ini putus asa menggapai cita.

Hendra masih ingat betul kala di kampungnya, Padang Sumatera Barat. Bahkan masi membekas kala ia dan keluarganya makan nasi berlaukkan garam dicampur kelapa parut. Terasa nikmat jika disantap bersama.

Ya, Hendra –begitu disapa– memang terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya yang hanya pedagang roti keliling tak mampu memberikan sederet warisan dan kekayaan buat anaknya. “Untuk makan saja kami kebetulan ada keluarga yang punya sawah, sawah itu yang digarap oleh ibu kami, dan hasil itu yang dibagi bersama-sama, hasilnya hanya cukup untuk menyambung hidup,” kenangnya.

Masa Kecilnya ia habiskan di tanah tempat Pahlawan Proklamator, Mohammad Hatta dilahirkan. Selepas lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Hendra sempat melanjutkan kuliah. Namun nasib berkata lain. Ia lebih fokus menjadi pedagang.

Berbekal tekad, ia ingin merubah nasib dan mengangkat harkat dan martabat keluarga. Merantau jadi pilihan. Pergilah ia mengadu nasib di Mentawai. Masih di Sumatera Barat. “Saya naik kapal sambil jualan sayur. Itu masih ingat sekali pakai uang pinjaman,” ungkapnya.

Advertisement

Setibanya di Mentawai, Hendra memilih untuk berdagang sayur. Dari hasil menjajakan sayur itu, ia menyisihkan sedikit demi sedikit untuk ditabung.

“Dari tabungan itu saya beli ruko di sana, sekitar 10 tahun saya jadi penjual sayur,” ungkap Hendra.

Sekitar tahun 2013, usaha sayur rintisannya bangkrut. Ia terlilit pinjaman. Dihadapkan dengan persoalan yang membelitnya tak membuat dirinya harus berpasrah. Dia yakin Sang Pencipta punya rencana besar untuk dirinya. Itupun selagi dia tetap punya tekad.

Baca Juga  Unik! Warga Bontang Ini Sukses Budidaya Hidroponik di Atas Empang

Singkat cerita ia kembali berpikiran untuk kembali memulai dari nol. Akhirnya ia berselancar di internet sampai menemukan sebuah artikel.

Dalam artikel itu, tertulis sebuah judul Kota Terkaya di Indonesia. Pada saat itu Bontang menduduki peringkat satu sebagai kota yang dianggap kaya.

Advertisement

“Akhirnya tahun 2014 saya memutuskan untuk merantau ke Bontang,” katanya.

“Saat itu saya cuma bawa satu koper isinya pakaian-pakaian saja,” sambungnya.

Seperti perantau pada umumnya tiba di Bontang ia tinggal di sebuah kontrakan. Sebagai pendatang, Hendra langsung berusaha mencari pekerjaan.

Saat itu salah satu perusahaan pembiayaan sedang membutuhkan tenaga kerja untuk posisi Sales Marketing. Ia lantas mendaftar dan diterima. “Saya masuk di perusahaan itu di pertengahan bulan. Diterima kerja. Tapi HRD ngomong ke saya karena ini pertengahan bulan, maka sampai akhir bulan Mas Hendra tidak akan menerima gaji, karena sistem penggajian kami terhitung mulai awal bulan,” tutur Hendra.

Hendra yang kala itu sedang membutuhkan pekerjaan tak ambil pusing. “Intinya saya diterima dulu,” ujarnya.

Advertisement

Menjadi seorang Sales pelan-pelan menambah daftar relasinya. Itu ditambah pribadinya yang gampang bergaul. Bahkan dengan waktu yang cukup singkat Hendra sudah bisa mendapatkan pelanggan. Melebihi rekan kerjanya yang lebih dulu bekerja.

“Sekitar satu bulan saya bekerja saya dianggap bisa cari konsumen,” terangnya.

Hendra tetap memutuskan untuk mencari penghidupan yang layak. Setelah jadi sales. Tepat di samping kontrakannya, ia melihat distributor kopi.

“Awalnya saya bantu-bantu angkat kopinya kemudian saya jadi sales lagi di situ,” ungkapnya.

Saat menjadi sales kopi inilah Hendra membangun jejaringnya yang makin kuat hingga pelosok. Dari Bontang menuju Kutai Timur hingga ke Karangan, Berau.

Advertisement

Pekerjaan sebagai sales kopi lumayan membuatnya betah. Selain mendapat gaji ia juga mendapat kesempatan untuk mengikuti training. Pekerjaan sebagai sales dilakoninya selama 6 bulan.

Baca Juga  Cerita Muri Amir Lahir dengan Keterbatasan, Harumkan Nama Bontang dari Olahraga

“Uang dari gaji saya tabung lagi. Karena saya mulai berpikir harus ada usaha setelah ini,” terangnya.

Tak lama ia kembali resign. Tabungan selama bekerja ia pakai untuk DP mobil pengangkut sembako. Ia mulai berpikir untuk membuka usaha mobil kampas.

“Beli mobil nggak gampang saya tanya ke teman mobil apa yang cukup dengan budget Rp 15 juta. Saya coba cari yang bisa tapi syaratnya sulit untuk saya penuhi,” ungkapnya.

Beberapa syarat untuk pengajuan kredit di antaranya rekening listrik, foto rumah, foto penghasilan. “Itu semua tidak mungkin bisa saya penuhi. Sedangkan rumah juga ngontrak. Bocor-bocor pula,” kenangnya.

Advertisement

Melihat tekad Hendra yang kuat, beberapa mantan rekan kerjanya di perusahaan pembiayaan membantunya. “Teman saya ini menghadap ke pimpinan. Mereka bilang akan bertanggung jawab dengan cicilan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

Berbekal mobil kampas yang ia cicil, kemudian ia mulai membuka usaha mobil kampasnya itu. Pengalaman yang tak ia lupakan, saat toko di salah satu daerah memesan kopi kepadanya dengan jumlah yang tidak sedikit. “Pesan kopi 2 Truk. Akhirnya saya okekan,” ujarnya.

Dari situ hasilnya ia tabung lagi. Ia mulai berpikir untuk membuka usah retail. Atau yang kondang dengan sebutan minimarket.

“Saya beli pertama kali itu rak gondola saya bawa ke kontrakan. Kebetulan waktu itu kakak saya nanya. Ini rak mau diapain? Saya bilang mau bikin minimarket,” ungkapnya.

Kontan saja sang Kakak langsung menasihatinya. “Emang orang tua kita punya sawah? Punya warisan? Punya tabungan yang mau dijadikan untuk modal? Ujar Hendra meniru kakaknya.

Advertisement

“Saya diam aja saat itu. Tapi dalam hati akan saya buktikan,” ujarnya.

Lambat laun rak yang dibeli Hendra makin banyak. Ia pun makin semangat untuk membuka bisnisnya itu.

Suatu ketika setiap kali Hendra melewati Kilometer 6, di Gunung Telihan. Ia kerap melihat ruko di jalan raya yang bertuliskan disewakan.

Baca Juga  Investasi Kaltim Triwulan I 2023 Capai Rp15,42 Triliun

“Ruko itu saya pandangi terus. Dalam hati bergumam suatu saat akan saya sewa,” ungkapnya.

Singkat cerita ia menghubungi nomor yang tertuliskan di papan ruko itu. “Saya telpon saya bilang bisa nda Bu. Saya sewa gedungnya. Tapi saya bayar setenganya dulu. Si ibu akhirnya mengiyakan,” katanya.

Advertisement

Hendra pun langsung bergegas. Ia mulai mengecat gedung yang dulunya bekas rumah makan. Warna cat yang dipilih orens. Baginya itu merupakan warna terang yang tidak terlalu mencolok.

“Saya cat sendiri, lalu logo pertama itu Hendra pakai logo Hardrock. Terinspirasi dari nama cafe besar yang di Bali,” ungkapnya.

Hendra mengaku, cabang Hendra Mart yang pertama kali buka benar-benar tak memiliki modal. Hanya modal kepercayaan kepada pemilik distributor produk di Samarinda.

Toko Hendra Mart cabang kelima di Loktuan.

“Modal kepercayaan aja. Alhamdulillah baru pertama dibuka langsung diserbu orang-orang,” terangnya.

Pelan-pelan Hendra Mart yang mengusung tagline “Mbahnya Murah” memiliki tempat sendiri dan jadi pilihan bagi warga Bontang untuk mencari kebutuhan rumah tangga.

Hendra mengungkap, usaha miliknya itu nyaris bangkrut di media 2019. Namun, dia berhasil bangkit. Kini Hendra memiliki lebih kurang 60 orang karyawan, dan terakhir buka cabang yang ke-5 di daerah Loktuan. Hendra menargetkan akan membuka cabang hingga 1.000 toko.

Advertisement

Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak
“Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku” (HR Bukhari)
“Mintalah kepada-Ku, maka akan Aku perkenankan” (Alghafir: 60)

Di akhir obrolan, Hendra mengutip Hadist dan Ayat Suci Al-Quran. Ini menjadi pegangan dan prinsipnya dalam menjalani kehidupan.

Penulis : Ahmad Nugraha

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG

Advertisement