Connect with us

Headline

Belajar dari Kisah Lina, Jadi Suami Jangan Malas ! Istri Bisa Brutal

Published

on

BEKESAH.co – Publik kembali dihebohkan dengan kasus pembunuhan yang kelewat kejam dan sadis. Layaknya pembunuh berdarah dingin, Lina tenang saja membunuh suaminya, Halidi. Ia mengaku, saat menyayat leher, suaminya tidak tidur. “Hanya saja dia seperti tidak sadar. Saat itu kepalanya mendongak ke atas. Jadi enak. Saat itu kakinya goyang-goyang,” ucap Lina.

Begitu juga, lanjut dia, saat dirinya menusuk perut korban, kakinya tetap goyang-goyang dan matanya terpejam. “Setelah 10 menit kemudian, dia menggelepar seperti ayam, saya diam dan melihat saja. Saat darahnya berhenti mengalir, saya bersihkan. Setelah orangnya diam, baru saya seret ke parit,” ungkapnya.

Belum puas, Lina kembali ke rumah untuk mengambil pisau. Dibukanya celana korban, lalu memotong alat kelamin. “Saat itu tidak ada rasa kasihan. Sekarang mau menyesal, kan sudah terjadi, mau bagaimana lagi,” ucapnya.

Untuk diketahui, Lina mengarungi bahtera rumah tangga bersama Halidi sejak 2001 lalu. Keduanya dikaruniai tiga orang anak. Dua anak meraka tinggal bersama neneknya, sedangkan satu anak lagi ikut bersama keluarga suami karena sedang menemuh pendidikan. “Untuk saat ini saya belum bisa bilang apa-apa kepada keluarga saya,” tutup Lina.  

Kapolres Pulang Pisau AKBP Siswo Yuwono BPM, menegaskan kembali, setelah memastikan korban meninggal dunia, Lina menyeret ke belakang rumah sejauh 30 meter. Saat itu korban diletakkan di pinggir parit. Tersangka pun kembali masuk ke rumahnya untuk mengambil pisau yang digunakan untuk membunuh korban. Setelah mengambil pisau, tersangka membuka celana korban dan memotong alat kelaminnya. “Selanjutnya dia membuang alat kelamin suaminya serta pisau ke parit,” ungkap Siswo.

Advertisement

Tersangka lalu membersihkan ceceran darah di rumah berukuran 4×5 meter itu. Setelah kejadian itu, tersangka memberitahukan kepada adiknya bahwa korban sedang melakukan ritual bedah diri.

Baca Juga  Kronologi Pria di Samarinda Bunuh Penjual Obat gegara Diusir-Tak Diberi Uang

“Karena keseharian korban terbilang aneh-aneh, keluarga pun percaya. Baru pada keesokan harinya korban tidak bergerak, pihak keluarga meminta pertolongan warga,” ucapnya.

Saat disinggung terkait kejiwaan tersangka, Siswo mengaku sejauh ini kejiwaan korban terbilang normal. “Kalau diajak ngobrol masih nyambung saja. Tapi nanti kami juga akan melibatkan psikolog,” tegasnya.

Siswo menambahkan, berdasarkan keterangan tersangka, tingkah laku suaminya mulai berubah semenjak berguru ke Kalimantan Selatan. Sikapnya pun menjadi apatis terhadap keluarga. Cenderung malas. Lupa akan kewajiban untuk menafkahi keluarga. Akumulasi kejengkelan itulah yang membuat pelaku akhirnya menghabisi nyawa suaminya itu yang saat itu sedang melakukan ritual. “Tidak ada perlawanan dari korban,” tandasnya. (art/ram)

Advertisement