Connect with us

Gaya Hidup

Bahaya Konsumsi Makanan Mengandung Gula di Tengah Corona

Published

on

BEKESAH.co– Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, penting sekali untuk memelihara pola makanan yang dikonsumsi. Pola makan yang sehat tentu akan berpengaruh juga terhadap sistem kekebalan tubuh.

Dan, juga yang tidak boleh terlewatkan ketika masa pandemi Covid-19 seperti saat ini adalah pembatasan asupan garam, gula, dan lemak (GGL) pada makanan sehari-hari.

“Semua orang pasti ingin mendapatkan kualitas hidup yang baik. Dan itu tidak datang dengan sendirinya. Jadi saya yakin jika ingin mendapatkan kesehatan yang baik maka perlu menjaga pola hidup yang baik pula,” ujar Astri Kurniati, Head of Nutrifood Research Center dalam Acara Workshop Online Pembatasan Konsumsi GGL.

Dari Kementerian Kesehatan RI sendiri sudah dicanangkan gerakan mengenai isi piringku. Di mana dalam satu piring, setengah porsi diisi sayur dan buah, kemudian seperempat porsi diisi karbohidrat dan usahakan karbohidrat yang dipilih adalah karbohidrat yang tinggi serat. Kemudian sisanya untuk mengisi lauk-pauk. Lauk-pauk yang dipilih juga sebaiknya tidak yang digoreng.

Advertisement

“Batasan asupan gula setiap harinya adalah 50 gram atau 4 sendok makan. Sedangkan untuk garam yaitu 5 gram atau sekitar satu sendok teh. Dan untuk lemak batasannya adalah 67 gram atau sekitar 5 sendok makan minyak,” ujar Astri.

Lebih lanjut, Astri menegaskan bahwa asupan gula berlebih dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena obesitas dan diabetes. Sedangkan asupan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.

“Berbagai penelitian menunjukkan kalau asupan garam diturunkan maka tekanan darah akan turun,” ujar Astri.

“Sedangkan untuk asupan lemak yang berlebihan, dikaitkan dengan penyakit obesitas dan kardiovaskular, juga tingginya kandungan kolestrol jahat,” tambah Astri.

Advertisement

Dan kaitannya dengan Covid-19, menurut Astri, jika tidak dibatasi asupan GGL ini maka akan meningkatkan faktor risiko seseorang untuk mengalami penyakit Covid-19 yang lebih parah.

Baca Juga  WHO: Lansia 60 Tahun ke Atas Wajib Pakai Masker Medis

“Faktor risiko dari Covid-19 sendiri pertama ditemukan pada orang usia lanjut. Kemudian orang dengan kekebalan tubuh yang terganggu. Kemudian seseorang yang memang sudah memiliki penyakit tertentu seperti diabetes,” ujar Astri.

Menurutnya, jika seseorang yang sudah menderita penyakit penyerta sebelumnya seperti diabetes tidak membatasi asupan GGL maka gula darahnya akan menjadi tidak stabil dan ini akan lebih berbahaya jika terinfeksi Covid-19.(*)

Sumber: Medcom.id
Advertisement