Connect with us

Bontang

Warga di Bantaran Sungai Enggan Direlokasi, Penanganan Banjir di Bontang Terkendala

Published

on

Pusat kawasan bisnis di Jalan Ahmad Yani yang jadi langganan banjir.

BEKESAH.co, Bontang – Kepala Bidang Prasarana dan Perencanaan Wilayah, Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang, Noni Agetha, mengatakan upaya untuk meminimalisir banjir di Bontang masih terkendala persoalan klasik.

Salah satunya masih banyak warga yang bermukim di bantaran sungai enggan direlokasi. “Kami sudah coba lakukan upaya persuasif. Tapi memang warga tidak ingin pindah karena status kepemilikan lahan yang sudah lama,” kata dia saat dijumpai di sela-sela Uji Kompetensi Wartawan di Badak LNG Learning Center, Rabu (30/8/2023).

Kepala Bidang Prasarana dan Perencanaan Wilayah, Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kota Bontang, Noni Agetha.

Baca Juga  Pemkot Bontang Bentuk 33 Pasukan Bersih Sungai Atasi Banjir

Berdasar data yang dia terima, Kelurahan Api-Api merupakan kawasan yang paling terdampak jika air meluap. Tercatat, ada lebih dari 1.000 jiwa yang terdampak dari musibah banjir. “Kelurahan Api-Api ternyata tertinggi genangan banjirnya dari seluruh kelurahan yang ada di Bontang. Banyak yang tinggal di bantaran sungai yah, tapi sulit untuk dipindah ” kata dia.

Dia menuturkan, luas genangan selama tiga tahun terakhir di kawasan itu berubah-ubah. Pada 2019, luas genangan yang tercatat di Kelurahan Api-Api adalah 158,58 hektare. Lalu pada 2021 terdapat penyusutan menjadi 87,97 ha. Namun pada 2022 luas genangan tersebut kembali meningkat.

“Kelurahan lain luas genangannya sekitar 18 sampai 80 hektare. Sedangkan di kelurahan Api-Api, terakhir di 2022 tercatat luas genangannya 100,58 hektare,” ujar wanita berhijab tersebut.

Advertisement

Kendati demikian, ia mengatakan upaya penanggulangan terus dilakukan. Banyak pihak yang dilibatkan, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Ruang (DPUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim), termasuk Dinas Lingkungan Hidup.

Tidak sampai di situ, anggaran pun disiapkan untuk penanganan bencana ini. Ia menyebut Bapelitbang mengajukan bantuan keuangan (Bankeu) ke pemerintah pusat. Meski dari APBD masih ada sisa, tapi ia menyebut penanggulangan banjir diprioritaskan menggunakan bantuan keuangan.

“Kita sudah buat rencana di APBD perubahan 2023 ini. Semoga 2024 nanti sudah bisa lakukan pengerjaan fisik,” tandasnya.(*)

Penulis: Ananda Putri Aisyah

Advertisement

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG