BEKESAH.co, Bontang - Nasib data pribadi ratusan warga Kota Bontang yang terjerat dugaan lowongan pekerjaan fiktif sebagai pengawas Makanan Bergizi Gratis (MBG), mulai menemukan titik terang. Penelusuran BEKESAH.co sepanjang Kamis (17/7/2025) hari ini mengungkap, ihwal informasi tersebut memang benar bersumber dari organisasi masyarakat (ormas) bernama Barisan Relawan Nusantara Raya (BRNR).

Namun, keberadaan ormas BRNR tenyata belum diakui. Terutama oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Bahkan, ormas BRNR belum menjadi bagian resmi dari program MBG. Di Kota Bontang, MBG justru telah berjalan tanpa keterlibatan ormas BRNR sejak awal hingga diresmikan Senin (14/7/2025).

Celakanya, data pribadi warga Kota Taman yang telah disetor tersebut, ternyata bukan dimaksudkan agar mereka menjadi pengawas MBG --seperti yang dijanjikan sebelumnya. Melainkan sebagai syarat log in penggunaan aplikasi bernama Kartu Tanda Anggota Digital (KTAD) BRNR. Aplikasi ini merupakan salah satu bagian dari upaya ormas BRNR menjalin kemitraan dengan BGN pusat hingga BGN di daerah untuk mengawal MBG.

Lewat aplikasi KTAD BRNR ini pula, ormas BRNR menjanjikan keuntungan bagi masyarakat yang telah resmi menjadi anggota --setelah menyetor data pribadi. Mereka akan mendapat poin khusus setiap melakukan transaksi secara digital. Mulai dari transfer, pembayaran air, listrik, dan lainnya. Bahkan, ormas BRNR juga menjanjikan, jasa layanan dari aplikasi KTAD BRNR ini akan dibagi rata kepada seluruh anggotanya. Ormas BRNR berharap, dengan banyaknya masyarakat yang tergabung di dalam aplikasi KTAD BRNR ini, mereka tak lagi menggunakan aplikasi lain untuk bertransaksi.

Diwawancara BEKESAH.co, Kamis (17/7/2025) hari ini, Wakil Ketua BRNR Regional Kalimantan, Kamil, mengatakan, masyarakat yang telah menyetorkan data diri pribadi mereka, sebenarnya telah resmi menjadi anggota BRNR. Mereka yang sudah terdaftar, bisa menggunakan aplikasi bernama KTAD BRNR. Di sana, masyarakat bisa memanfaatkan sejumlah fitur yang tersedia.

"KTAD BRNR ini sebenarnya berfungsi selain sebagai kartu tanda anggota resmi BRNR. Di dalam situ juga bisa dilakukan transaksi secara online. Nah, seperti halnya OVO. Seperti halnya aplikasi lain lah," ucapnya. "Kalau saya lihat di KTAD BRNR itu kan memang ada persyaratan untuk mendaftarkan diri. Kemudian untuk kepentingan organisasi. Kemarin yang saya dapatkan itu hanya KTP (Kartu Tanda Penduduk, Red.) saja. Sebagai bukti bahwa ini bukan orang fiktif," imbuh Kamil.

Dia menjelaskan, masyarakat yang telah resmi menjadi anggota ormas BRNR, bisa mendapat bonus setiap melakukan pelbagai transaksi online di aplikasi KTAD BRNR. "Para anggota yang melakukan transaksi dalam KTAD itu dia dapat koin. Daripada kita hanya bertransaksi di aplikasi yang lain. Dimana jasa layanannya itu semuanya ke pemilik atau owner aplikasi itu. Kenapa kita tidak bergotong royong saja di dalam aplikasi kita sendiri? Dimana semua jasa layanannya kita akan bagi secara prorata. Ada perhitungannya disitu," ulas Kamil.

"Semangat seperti itu sebenarnya semangat gotong royong. Untuk sama-sama kita melaksanakan kegiatan atau transaksi di dalam aplikasi (KTAD BRNR, Red.). Agar jasa layanannya ini kita laksanakan bersama-sama. Ada pembagiannya, ada perhitungannya itu di situ. Dengan demikian, harapannya, ketika semua anggota sudah mencapai 1 juta di seluruh Indonesia yang melakukan transaksi di situ, maka tidak perlu lagi menggunakan aplikasi yang lain," timpalnya.

Kamil menerangkan, tujuan aplikasi KTAD BRNR adalah mengawal program pemerintah melalui digital. "Seperti halnya program MBG, DPP (Dewan Pengurus Pusat, Red.) BRNR sudah melakukan presentasi kepada BGN terkait tentang aplikasi yang dimiliki oleh BRNR ini. Nah, aplikasi yang dimiliki oleh BRNR itu bukan hanya KTAD BRNR, tetapi dia juga memiliki aplikasi MBG namanya. Aplikasi MBG ini diperuntukkan sebagai pedoman bagi dapur-dapur dalam mengelola MBG," ungkapnya.

"Itu sudah dipresentasikan oleh DPP BRNR di depan BGN. Cuma ini belum disetujui oleh BGN karena kewenangan mereka. Harapannya kami, ketika BGN menyetujui, maka terjadilah kerjasama atau semacam penunjukan kepada BRNR. Disitulah nanti anggota bisa ikut bekerja. Melakukan pemantauan atau pengawasan," ujarnya.

Hingga saat ini, diakui Kamil, BRNR masih menunggu persetujuan dari BGN terkait aplikasi yang mereka canangkan. "Jadi sekarang sambil menunggu, karena belum ada kejelasan apakah disetujui oleh BGN, maka kami sarankan kepada anggota agar cobalah bekerja sama dengan para pemodal lokal untuk sama-sama kita membangun dapur. Atau kita bergotong-royong bersama mengumpulkan modal. Supaya kita bisa bekerja mengelola dapur. Karena yang dipersyaratkan oleh BGN adalah harus melalui yayasan atau pihak ketiga. Nah, itu yang sementara kami kelola dan kami akan mulai dari Jawa Barat," tukasnya. (*)

Ikuti saluran BEKESAH.CO di WhatsApp klik link di bawah ini

https://whatsapp.com/channel/0029Vb6HpFlElagpZcTfJZ3j

JANGKAU BERITA BEKESAH LEBIH BANYAK DI GOGGLE NEWS klik link di bawah ini

https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMLWJygsw9aThAw?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid

Atau dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG

Investor banyak lari

Banyak Investor ‘Lari’ dari Bontang, Wali Kota Basri Permudah Prosedur