Connect with us

Bontang

Sandang Kota “Kaya” tapi Masih Banyak Pengangguran, Disnaker Bontang Beberkan Alasannya

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Bontang salah satu kota terkaya dengan pendapatan perkapita yang bersaing dengan Kediri. Namun miris, pengangguran masih menjamur di Kota Taman.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Abdu Safa Muha membeberkan alasan banyaknya pengangguran salah satunya adalah dari segi pendidikan. Tidak melulu soal banyaknya lulusan SD dan SMP, tapi juga kurikulum yang menurutnya belakangan ini tidak dijalankan lagi. Seperti kurikulum kewirausahaan. Padahal dengan bekal kewirausahaan, tamatan SMA sederajat bisa memiliki kreativitas sendiri. Tidak hanya itu, ia juga menyinggung soal budi pekerti.

“Memang miris. Kota kaya, kota industri, tapi pengangguran banyak. Satu yang harus dibenahi adalah orientasi kurikulum yang berbasis usaha dan industri. Kelemahannya ada kurikulum yang tidak dijalankan lagi. Padahal lebih mudah meningkatkan kompetensi daripada mengubah mental karakter seseorang,” ujarnya dalam Sosialisasi Rancangan Rencana Tenaga Kerja (RTK) di Auditorium 3 Dimensi, Jalan Awang Long, Rabu (26/7/2023).

Kadisnaker Bontang Abdu Safa Muha.

Sementara itu, soal pencaker dengan ijazah SD dan SMP, Safa Muha menegaskan para pencaker untuk penuhi kompetensi pendidikan terlebih dahulu. Untuk yang masih masuk usia sekolah, yakni batas 24 tahun tapi masih hanya lulusan SD atau SMP, maka harus kembali ke sekolah formal. Namun jika sudah melampaui usia sekolah, yakni 25 tahun ke atas barulah mengambil pendidikan non formal yang dalam hal ini adalah menempuh jalur paket. Pun daripada itu, selanjutnya pihaknya akan memanggil untuk ikuti pelatihan.

Advertisement

“Pasti dipanggil untuk ikut pelatihan. Seperti di waktu lalu di pelatihan barbershop, ada yang berumur 74 tahun. Saya tidak mengukur usia. Selain itu, pelatihan juga tidak cukup, jadi harus sertifikasi,” lanjutnya.

Selanjutnya, Safa Muha juga menyinggung soal pemberian upah. Dari analisanya perkara upah ini juga memengaruhi persoalan tenaga kerja. Sebab banyak tenaga kerja dari luar yang rela dibayar murah bahkan dengan kompetensi yang mumpuni. Sementara untuk pekerja lokal sendiri tidak menghendaki bayaran yang tidak sesuai upah minimum kota (UMK). Namun ia juga tidak menampik jika banyak penyedia pekerjaan yang ada tidak sanggup membayar sesuai UMK.

Baca Juga  Gelar Rapat Pleno, KPU Bontang Tetapkan Basri-Najirah Lebih Unggul dari Petahana

“Kalau ditekan gaji UMK, bisa jadi mereka akan lakukan PHK karena mereka juga harus bayar biaya operasional. Jadi ini pilihan sulit. Makanya saya akan mendorong walikota. Kalau tidak mampu perwali, minimal instruksi walikota bahwa investor yang masuk wajib menerapkan UMK. Supaya diskriminasi tadi tidak terjadi,” imbuhnya.

Ia menambahkan penanganan dilakukan pelan-pelan. Kendati dalam setahun terakhir ini angka pengangguran sudah berhasil ditekan 2 persen menjadi 7,81 persen. Oleh karenanya dibutuhkan perencanaan. Diadakannya sosialisasi perencanaan itu sendiri membawa lima poin tujuan. Di antaranya memotret situasi ketenagakerjaan dan dampak perekonomian terhadap penciptaan kesempatan dengan berbagai karakteristiknya. Selanjutnya memperkirakan persediaan tenaga kerja tahun 2023-2027 dengan berbagai karakteristiknya. Memperkirakan kesempatan kerja yang akan datang dengan berbagai karakteristik, baik yang ditimbulkan oleh pertumbuhan ekonomi maupun faktor lainnya. Selain itu juga memperkirakan angkatan kerja yang belum terserap tahun 2023-2027. Serta menyusun kebijakan strategi dan program dalam menangani masalah ketenagakerjaan. Dia berharap RTK ini bermanfaat sebagai pijakan dasar bagi perumusan perencanaan pembangunan daerah serta sebagai acuan penyusunan rencana tenaga kerja Kota Bontang.

Advertisement

Penulis : Ananda Putri Aisyah

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG

Advertisement