Connect with us

Bontang

Mantan Guru SMK N1 Bontang Ini Jadi Salah Satu Penggerak Smart City

Published

on

Dasuki bukanlah orang baru dalam jajaran pemerintahan di Kota Bontang. Pria kelahiran Pemalang, 8 Juni 1967 ini sudah 29 tahun mengabdikan diri di Kota Taman.

Meski sejak 3 tahun terakhir ia didaulat jadi pucuk pimpinan di Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), tapi Dasuki tenar di dunia pendidikan.

Dasuki dikenal sebagai sosok yang cerdas, berwibawa, dan aktif. Tak heran, sejak duduk di bangku SD, ayah dari 2 orang anak ini selalu dapat beasiswa pendidikan gratis hingga ke perguruan tinggi.

Selepas lulus sebagai mahasiswa ikatan dinas di Universitas Semarang, Dasuki yang mengambil jurusan Bahasa Indonesia langsung mengabdikan diri di Kota Bontang pada 1991. Mengawali karir sebagai guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Bontang.

Advertisement

Pun di tengah kesibukannya sebagai guru, ia merangkap menjadi presenter talkshow di salah satu TV lokal Kota Bontang pada tahun 1997 hingga 2007.

Perjalanan karirnya menjadi guru berakhir pada tahun 2000. Ia ditarik ke Dinas Pendidikan sebagai Kasubag Perencanaan. Perjalanan karir Dasuki dalam pemerintahan cukup berliku.

“Dari tahun 2000 hingga sekarang di bagian pemerintahan. Pertama di tahun 2000 di Disdik. Bolak-balik dari Kasubag perencanaan ke Kasi data informasi. Di Disdik sampai tahin 2008 lalu pindah ke Disnaker sebagai sekretaris. Empat bulan setengah saja lalu menjadi Kabag sosial sampai 2011. Lalu saya dipanggil wali kota saat itu untuk menjabat sebagai kepala Disdik dari 2011-2016 akhir Desember. Dan bulan Januari awal 2017 pindah ke Kominfo sampai sekarang,” papar Dasuki.

Tak mudah memegang amanah baru. Baginya, bekerja di pemerintahan ini membutuhkan inovasi serta effort yang luar biasa, karena banyaknya hal yang harus dituntaskan.

Advertisement
Baca Juga  Soroti Hasil Swab Test Lama Keluar, Nursalam: Jangan Sampai Ada Anggapan Dicovidkan

“Menjadi pejabat tidak cukup hanya menyelesaikan tugas-tugas yg ada di anggaran, tapi kita harus memiliki inovasi yang berbeda dari biasanya. Orang boleh menjabat apa saja, tapi untuk bisa luar biasa perlu adanya lompatan-lompatan pemikiran, effort, waktu, juga tenaga,” tuturnya.

Bagi Dasuki, tak mudah menjalani pergantian amanah. Mulai dari kepala Dinas Pendidikan ke Dinas Kominfo yang masih sangat baru kala itu. Namun dirinya percaya bahwa ia bisa membangun Kominfo dengan baik.

“Bagi saya Kominfo adalah sebuah hutan belantara yang saya gak tahu mau ke mana arahnya. Tapi Alhamdulillah, ketika kita pindah kemanapun, yang kita harus pegang adalah rencana strategisnya. Yang menjadi penjabaran dari RPJMD, arahnya mau kemana, dan dari situ akan muncul tugas pokok dan fungsi,” jelasnya.

Kendala pun tak jarang dihadapi Dasuki dalam membangun Kominfo. Apalagi dengan transisi Bontang yang akan menjadi Smart City, yaitu perubahan digitalisasi terhadap seluruh sistem.

Advertisement

“Simplenya, kita sudah berikan outlet informasi yang tinggal dibuka dan dilihat, tapi kadang masyarakat kurang biasa. Biasanya manual. Sekarang mau cari data tinggal buka di PPID, karna sudah segampang itu. Karna ada semua termasuk juga keuangan. Namun kadang kebiasaan kita saja yg belum berpindah dari pola pikir manual ke pola pikir digital,” ujarnya.

Namun, upaya pun terus dilakukan Dasuki untuk bisa membangun pola pikir digital terhadap masyarakat Kota Bontang, agar mulai terbiasa dengan sistem informasi digital.

“Di tahun kedua di Kominfo, saya sampai turun ke paguyuban-paguyuban. Bukan dalam rangka paguyuban, tapi dalam rangka membawa fungsi Kominfo. Saya hadir, saya kampanyekan. Ayo masyarakat Kota Bontang setiap pagi buka namanya portal bontangkota.go.id. Ibu-ibu yang mau belanja bisa buka Si’Mbak, Sistem Informasi Pemantauan Harga Sembako. Dan masih banyak lagi layanan lainnya,” jelas Dasuki.

Baca Juga  Simpang 3 BK, Ramayana dan Turunan Polres Bakal Ditutup, Ini Penyebabnya

Peran Dasuki dalam membangun Kominfo sangatlah maksimal. Tentu upayanya pun takkan berhenti sampai di sini. Masih banyak hal yang harus ia benahi dan juga perbaiki.(*)

Advertisement

Penulis: Annisa Hashifah