Connect with us

Bontang

Keuntungan Pedagang Sunday Market Bisa Sampai 50 Persen

Published

on

BEKESAH.co – Sejak dibuka pertama Oktober 2019 lalu, Sunday Market terus menarik pelaku usaha menengah kecil untuk ikut ambil kesempatan. Puluhan stand diisi dan beragam sajian dipamerkan.

Digelar setiap Minggu pagi, kegiatan ini diharapkan mampu memberi manfaat peningkatan ekonomi pedagang kecil, kaki lima dan outlet bagi brand-brand lokal baru. Pekan ini, Sunday Market berpusat di Halaman Parkir GOR PKT Jalan Alamanda, area perusahaan PT Pupuk Kaltim.

Wahyuni, pedagang pernak pernik dan jilbab ini mulai menjual di Sunday market dari bulan Oktober lalu. Ia mengaku pendapatannya lebih besar saat berjualan di Sunday market ketimbang di online shop.

“Sekitar 50 persen kenaikan. Pendapatan biasanya Rp700 ribu, itu diluar dari jualan online. Saya kan jualan online juga. Kalau di online shop seminggu tidak sampe Rp300 ribu,” ujar wanita usia 29 tahun itu, Minggu (8/3/2020).

Advertisement

Hal serupa dialami Nunik, pedagang sosis bakar berusia 51 tahun ini juga mendapatkan peningkatan pembelian. Dalam sehari, Nunik bisa mendapatkan Rp 1,6 juta dari menjual jajanan ringan tersebut.

“Paling sedikit itu Rp700-900 ribu, kalau paling banyak Rp1,6 juta sehari,” ucap Nunik saat ditemui di lapaknya.

Ia mengaku bisa mendapatkan jumlah tersebut dalam hitungan jam. “Itu pun cuma beberapa jam saja. Kurang lebih lima jam sudah dapat penghasilan Rp1,6 juta,” tukas Nunik sambil tertawa kecil.

Dari gerai minuman, Rani menyebutkan pendapatan yang diraup terus meningkat setiap minggunya Sunday Market digelar. Penjual Kini Cheese Tea itu mengaku baru saja bergabung di Sunday Market sebulan terakhir.

Advertisement

“Kalau beberapa minggu ini tuh meningkat sih. Waktu baru buka tuh seratusan ribu, minggu kemarin tuh dua ratus, paling banyak tigaratusan lah mba,” ucap perempuan 24 tahun itu.

Baca Juga  11 Nama Diusulkan Jadi Relawan Vaksin Covid

Penyelenggara atau pengelola Sunday Market mematok harga sewa tempat bervariatif. Untuk lapak kategori non-food (bukan kuliner), pedagang dibebani Rp 150 ribu per bulan. Sedangkan untuk lapak makanan dan minuman dikenakan biaya sewa Rp 240 ribu per bulan. Setiap minggu, pedagang menyetor ongkos sewa Rp 60 ribu.

Selain tempat, pihak pengelola juga menyediakan fasilitas istrik dan kredit tenda yang disewa dengan harga Rp 200 ribu untuk sekali berjualan. (*)

Penulis: Maimunah Afiah

Advertisement