Connect with us

Bontang

Keren! Museum Sandi Jogja Meriahkan Bontang Smart Festival 2020

Published

on

BEKESAH.co– Peserta pameran Bontang Smart Festival 2020 ternyata tidak hanya diminati komunitas lokal Bontang, tapi juga luar daerah.

Museum Sandi dari Yogjakarta jadi salah satu peserta yang berpartisipasi di pameran yang diinisasi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Kota Bontang di gedung pendopo, rumah jabatan wali kota.

Di bawah naungan Badan Siber dan Sandi Negara, Museum Sandi memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah perkembangan teknologi persandian di Indonesia, terutama generasi milenial.

“Kami tertarik dengan temanya, Generasi Milenial Menggenggam Teknologi. Di sini kami memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melihat langsung mesin sandi jenis SR 64-A, yang pernah digunakan sebaga sarana komunikasi sandi dalam Konferensi Non Block di Alger, Aljazair sampai tahun 1968,” terang Edukator Museum Sandi Yogyakarta, Ima Elisa ditemui Bekesah.co di stan Bontang Smart Festival, Sabtu (14/03/2020).

Mesin sandi SR 64-A yang dipamerkan di Bontang Smart Festival 2020 (Mail/Bekesah.co)

Ima Elisan menyebut, ada tiga anggota museum yang didatangkan langsung dari Yogjakarta dan hadir pula Sutio Budi Prabowo Kepala Museum Sandi Yogjakarta yang akan menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.

Untuk diketahui, berikut sejarah singkat perkembangan sandi di Indonesia yang disampaikan Kepala Museum Sandi Yogyakarta.

Advertisement

Pada 4 April 1946 dr. Roebiono Kertopati mendapatkan mandat dari Menteri Pertahanan RI untuk membentuk sebuah badan persandian Republik Indonesia, sebagai upaya memperkuat keamanan komunikasi rahasia.

Sejak masa itu, ia terus berkiprah mengembangkan bagian persandian di pemerintahan Republik indonesia, mulai saat dibentuknya Dinas Kode, Djwatan Sandi, hingga menjadi Lembaga Sandi Indonesia. Maka dari itu dr. Roebiono Kertopati dijuluki Bapak Persandian Indonesia.

Sejak 1946 dr. Roebiono Kertopati menyusun “Buku Code C” yang berisi 10 Ribu kata sandi. Buku Kode ditulis dengan menggunakan kedua tanganya sekaligus, kemudian diketik dan disalin sebanyak enam rangkap.

Kepala Dwjantan Sandi, dr. Roebiono Kertopati menegaskan pentingnya kemandirian dibidang persandian. Maka pada tahun 1964, Djawantan sandi merilis mesin sandi pertama buatan anak bangsa, yaitu SR-64A. Mesin ini digunakan sebagai sarana komunikasi sandi dalam Konferensi Non Blok di Alger Aljazair. Sampai tahun 1968, Djwatan sandi berhasil membuat 49 mesin SR-64A.

Pada tahun 90-an, Lembaga sandi mulai mengembangkan mesin sandi berbasis suara, sehingga terciptalah mesin sandi SN-001. Telepon sandi ini dilengkapi dengan mode “secure” atau anti sadap yang dilengkapi dengan modul eksripsi di dalamnya. Karya anak bangsa ini merupakan ciptaan yang muktahir pada jamanya. Apabila komunikasi dilakukan dengan telpon ini, maka jauh lebih aman dibandingkan dengan pesawat telpon pada umumnya.

Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, pada tahun 2000-an dikembangkan sebuah sistem pengamanan komunikasi dengan nama Crypto Nusantara SMS yang diaplikasikan pada telepon genggam. Menggunakan model Nokia 6600, aplikasi tersebut mampu mengenkripsikan pesan singkat (SMS) maupun panggilan telpon.

Advertisement

Penulis: Ismail Usman

Baca Juga  Jadwal Air PDAM Bontang Mati, 27 Wilayah Kena Dampak