Connect with us

Nasional

Horor! Data Pribadi Orang Lain Dipakai Buat Pinjam di Pinjol

Published

on

BEKESAH.co – Indra, 40 tahun, kaget. Niatnya untuk membeli properti dengan skema kredit kepemilikan apartemen (KPA) harus kandas gara-gara pencurian data untuk pinjaman online (pinjol).

Kasus ini terungkap saat karyawan swasta itu mengajukan permohonan KPA pada salah satu bank swasta di Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) atau dulu bernama BI Checking dia memiliki tunggakan cicilan di salah satu pinjol yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga  Cerita Warga Bontang Tertipu Pinjol Ilegal, Diteror hingga Diancam ke Semua Kontak

Hal yang membuatnya tambah heran, dia sama sekali tidak pernah mengajukan pinjaman pada pinjol resmi manapun di Indonesia. Ia juga meyakini bahwa anggota keluarganya tak ada yang mengajukan pinjaman online menggunakan data pribadinya.

“Saya tidak pernah ditagih bayar cicilan pinjol. Data saya dicuri kayaknya. Enggak tahu bocor di mana,” ujar Indra kepada, Jumat (4/11/2022).

Advertisement

Kisah pencurian data pribadi untuk meminjam ke pinjol juga dialami Aishah. Tiba-tiba saja ia ditagih pinjol. Dia mengatakan saat itu tak pernah mengecek saldo ATM atau mutasi jadi tidak tahu ada transaksi yang terjadi.

“Saya enggak tahu tiba-tiba saja ditelepon dan ditagih. Beberapa waktu itu kebetulan banget saya sedang pegang cash, jadi enggak pernah cek saldo ATM atau mutasi,” kata Aishah.

“Pas ditagih itu ternyata emang ada saldo masuk. Saya mau mengembalikan yang mereka transfer tapi tidak dengan bunganya”.

Dia mengaku tak pernah meminjam uang ke platform pinjol, termasuk yang menagihnya itu. Aishah juga tak mengetahui kenapa data pribadinya bisa disalahgunakan, namun seingatnya hanya mengunggah data untuk keperluan e-commerce dan menyimpannya di Google Drive.

Advertisement

Setelah ada kasus penagihan tersebut, dia menjelaskan melakukan beberapa langkah setelah tahu datanya digunakan. Mulai dari memblokir rekening, tidak membuka akses kepada penagih, hingga melapor pihak polisi.
“Yang paling ngeselin adalah ganti nomer, dan sebar pesan ke keluarga dan kerabat jika dihubungi mereka tidak perlu diladenin,” ungkap Aishah.

Penulis : CNBC