Connect with us

Bontang

Terkecoh Penyamaran, Lapas Bontang Akui Harus Berbenah demi Raih WBK

Published

on

BEKESAH.co – Usai gagal meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBS) tahun 2019, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bontang tidak berkecil hati. Sejumlah kelemahan pun dievaluasi jajaran lapas.

Kepala Lapas Kelas IIA Bontang, Ronny Widiyatmoko mengatakan ia dan stafnya akan kerja keras menciptakan perubahan. “Saya bersama kawan-kawan sudah sepakat tahun ini kita harus dapat WBK,” ucap Ronny saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (20/2/2020).

Pencanganan program untuk meraih predikat prestisius itu pun terus digelar setiap tahun.

“Kalau kita pikir namanya pencanangan seharusnya cukup sekali saja. Tapi kenapa dilakukan tiap tahun? Karena setiap tahun ini kita perbaharui lagi. Supaya semangat menuju wilayah WBK dan pencanangan Zona Integritas tidak pernah pudar, jadi semangatnya ga pernah pudar,” paparnya.

Advertisement

Ronny menyampaikan perlu adanya sinergitas antar anggota dan pimpinan. Pimpinan harus menjadi contoh yang baik untuk para pegawainya. Tidak sekadar hanya memberi perintah tetapi harus ikut turut berkontribusi dalam mewujudkan predikat tersebut.

“Pimpinan di sini bertugas sebagi role model, sebagai contoh. Yang bisa membawa mereka menuju WBK, kalau pimpinan hanya sebatas memerintahkan saja, tanpa memberikan contoh gak akan berhasil juga. Tujuan untuk WBK dan Zona Integritas tidak tercapai juga,” sebutnya.

Berkaca dari penilaian tahun lalu, Lapas Kelas IIA Bontang meraih skor 98. Meski terbilang sangat tinggi, Ronny mengakui skor “wah” saja tidak cukup karena sejumlah syarat belum terpenuhi.

Ia menambahkan untuk mencapai WBK tidak mudah. Tim penilai memiliki strategi berbeda dalam melakukan pemantauan kinerja para pegawai. Hasil penilaian tahun 2019 juga tidak menyertakan informasi terkait apa yang menjadi Lapas Kelas IIA Kota Bontang.

Advertisement
Baca Juga  Mulai Hari Ini Semua Tempat Wisata dan Sarana Olahraga di Bontang Ditutup Sementara

Namun, kata dia, hal itu menjadi acuan bagi Lapas Kelas IIA untuk terus melakukan pembenahan dan mengintropeksi diri.

“Kita tidak punya informasi apa,  gagalnya di mana, mungkin justru ini menjadi strategi sendiri dari tim penilai. Dengan kita tidak diberikan kelemahannya di mana, di situ semakin membuat kita bisa intropeksi diri apa yang sudah kita lakukan,” jelas Ronny.

Penilaian tidak semata pada tampilan fisik maupun administrasi. Ronny mengatakan cara tim penilai bermacam-macam, mulai dari penyamaran petugas. Penilai datang sebagai tamu yang tak dikenal sehingga bisa saja kurang disadari oleh pegawai.

“Misalnya, di sini gak ada biaya parkir. Tapi begitu dikasih duit, diambil. Nah itu salah satu kegagalan. Katanya mau WBK, tapi kok masih terima duit. Walaupun hanya parkiran, kan dipancing ini,” tuturnya.

Advertisement

Kendati demikian, Ronny optimis mampu meraih predikat WBK dengan sejumlah perbaikan kinerja. Mulai dari perubahan mindset pegawai, pembenahan SOP dan melakukan pengawasan dengan benar. (*)

Penulis : Maimunah Afiah