Connect with us

Headline

Sofyan Hasdam Sindir Basri Rase Jadikan RS Tipe D jadi Kantor, Kurang Terpuji

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Mantan Wali Kota Bontang dua periode Andi Sofyan Hasdam menyayangkan keputusan pemerintah yang dianggap cuci tangan perihal penggunaan Rumah Sakit (RS) tipe D. Ini menyusul kedatangan Tenaga Ahli Utama Deputi Kantor Staf Presiden (KSP) RI Noch Trianduk Malissa diajak oleh Walikota Bontang Basri Rase pada Rabu, 3 Mei lalu.

Pada kunjungan itu, di hadapan awak media ia mengatakan rumah sakit yang berada di Jalan Ahmad Yani tidak layak. Dibangun asal-asalan, dan dianggap pemborosan.

“Ada dua hal yang memang menjadi catatan saya. Pertama, UGD memang sebaiknya berada dilantai satu. Yang kedua, agar membebaskan lahan bagian belakang untuk perluasan lapangan parkir. Dengan UGD di lantai 2 sebetulnya juga bukan kendala mutlak, karena dg lift khusus hanya memerlukan satu menit (sesuai hasil simulasi),” tulis Sofyan dalam postingannya di akun facebook pribadinya di hari yang sama.

Politisi kawakan itu mensinyalir keengganan walikota Basri Rase untuk mengaktifkan rumah sakit ini sudah terdengar cukup lama. Bahkan ia menduga ada pihak yg melihat rumah sakit ini sebagai saingan.

Advertisement

“Bagi saya, sah saja jika pejabat yang sedang berkuasa ingin membatalkan rumah sakit yang dibangun oleh pendahulunya. Hanya saja dari segi etika pemerintahan tentu kurang terpuji karena yang membangun ini walikota dan bukan dr. Neni. Dan lebih aneh lagi kalau gedung ini digunakan untuk perkantoran lain karena bangunan ini dirancang sesuai penataan rumah sakit,” bebernya.

Sofyan mengatakan, menggunakan tangan orang lain untuk membatalkan penggunaan rumah sakit ini bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya melalui Kepala Dinas Kesehatan drg. Toetoek pernah menyewa konsultan dari FKM Unair. Kesimpulan dari tim tersebut sesuai yang sudah diduga: Rumah sakit ini tidak layak. “Tapi anehnya, ketika konsultan ini dihubungi, baik pertelepon maupun Whatspa tidak pernah dia respons, karena dasar yang mereka gunakan untuk mengatakan tidak layak sangat tidak berbasis keilmuan,” ungkapnya.

Baca Juga  Dinkes Kutim Masih Lakukan Pendataan Jumlah Penderita TBC Selama 2020-2021

Lebih lanjut pria yang karib disebut Bapak Pembangunan Bontang itu mengatakan, jika pemerintah berdalih pembangunan rumah sakit ini pemborosan karena sudah ada RS Taman Husada, berarti tidak paham dengan sistem rujukan yang harusnya bisa dijelaskan oleh Kepala BPJS yg ikut di dalam tim KSP tersebut.

“Tidakkah mereka melihat semua kota memiliki RS Kelas A/B dan juga memiliki RS tipe C/D. Apalagi ketika rumah sakit tipe D ini di bangun, Bed Occupancy Rate (tingkat hunian) RSUD Taman Husada hanya berkisar 35-40 persen,” tandasnya.

Advertisement

“Demikian penjelasan saya, yang sebetulnya sudah lama ingin saya sampaikan. Cuma kali ini saya merasa sudah saatnya saya jelaskan agar masyarakat Bontang tidak ikut- ikutan mengatakan rumah sakit ini tidak perlu. Padahal jika rumah sakit ini berfungsi, sistem rujukan akan semakin baik dan pelayanan pasienpun pasti lebih terjamin,” pungkasnya.

Penulis : Redaksi

Dapatkan update informasi Bekesah.co seputar Bontang dan Kalimantan Timur dengan bergabung di Whatsap grup ini. Cukup klik link di bawah ini 

https://chat.whatsapp.com/L4DcfLR9YvdDkNKiF2cCPG

Advertisement