Connect with us

Kalteng

“Si Belang” yang Tangguh

Published

on

BEKESAH.co – Kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai merebak. Kawan Bekesah! Banyak daerah di Indonesia melaporkan peningkatan angka kejadian DBD. Bahkan sudah ada korban jiwa akibat penyakit infeksi ini. Sudah seharusnya kita menjadi lebih waspada agar tidak terjangkit demam berdarah.

Semua pasti sudah tahu dong bahwa virus Dengue itu ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui perantara vektor nyamuk, khususnya jenis Aedes Aegypti.

“Nyamuk Aedes Aegypti memiliki karakteristik ukuran tubuh yang relatif kecil, berwarna hitam dengan bercak putih dan struktur kaki yang bengkok. Nyamuk ini berkembang biak dengan bertelur, di mana nyamuk betina akan mencari wadah yang mengandung air bersih dan tenang untuk meletakkan telur mereka,” ungkap Samsudin, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, Kalteng, Kamis (12/3/2020).

Samsudin, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, Kalteng, Kamis (12/3).

Nah, Kawan Bekesah juga sudah tahu kan bahwa ternyata hanya nyamuk betina yang menghisap darah manusia.

Ada yang sudah tahu kenapa hanya nyamuk betina yang menghisap darah? Jawabannya, karena nyamuk betina membutuhkan zat besi dan berbagai nutrisi bermanfaat lainnya yang terkandung dalam darah manusia.

Advertisement

“Darah kita (manusia) ini untuk membantu pematangan telur-telur yang akan ditetaskannya. Nyamuk jantan tidak menghisap darah manusia, mereka memenuhi kebutuhan nutrisinya dari nektar tumbuhan seperti kebanyakan serangga pada umumnya,” ungkap Samsudin.

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti selalu menarik untuk dipelajari, karena hal ini biasanya berhubungan dengan potensi terjadinya wabah penyakit Demam Berdarah karena peran mereka sebagai vektornya. Seperti Geng Sehat ketahui, angka kejadian kasus DBD seringkali melonjak tajam saat musim hujan.

Baca Juga  Ancaman DBD di Tengah Pandemi, Dinkes Siapkan Program Jumantik

“Hal ini bisa terjadi karena nyamuk Aedes Aegypti membutuhkan genangan air untuk menetaskan telurnya. Wadah mengandung air, baik di habitat alami seperti cekungan pohon maupun lembaran daun maupun wadah buatan seperti ember, baskom, kaleng bekas dan sebagainya dapat menjadi sarang nyamuk,” katanya.

Sekitar tiga hari setelah menghisap darah manusia, nyamuk betina akan bertelur. Telur akan ditempelkan pada bagian dinding wadah yang tidak tergenang air. Adanya air seperti setelah hujan turun akan menjadi pencetus untuk menetasnya telur-telur tersebut. Telur yang menetas menjadi larva atau yang biasa dikenal sebagai jentik nyamuk akan hidup di dalam air selama kurang lebih satu minggu dan bertahan hidup dengan mikroorganisme dan material organik lain yang diperoleh dalam wadah berisi air tersebut. Setelah itu larva akan mengalami metamorfosis menjadi nyamuk dewasa yang memiliki masa hidup sekitar tiga minggu.

Advertisement

Nyamuk Demam Berdarah Dikenal Tangguh

Nyamuk Aedes Aegypti merupakan salah satu spesies yang pengendalian dan eliminasinya cukup sulit dilakukan. Nyamuk ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan dapat bertahan dalam kondisi ataupun gangguan terhadap populasinya, baik yang terjadi secara alami maupun akibat adanya intervensi manusia. Salah satu kemampuan bertahan hidup dari nyamuk yang dikenal dengan sebutan ‘Si Belang’ yang luar biasa ini adalah kemampuan telurnya yang dapat bertahan selama berbulan-bulan dalam kondisi kering.

Inilah mengapa populasi mereka akan menjadi sedikit di musim kemarau. Tapi hal ini tidak lantas membuat kalian menjadi lengah. Di musim kemarau, telur-telur nyamuk tetap bertahan hingga hujan datang dan repopulasi akan sangat mudah terjadi. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan tidak ada barang di sekitar tempat tinggal kita yang berpotensi untuk dijadikan sarang nyamuk Aedes Aegypti.

Baca Juga  59 Kasus DBD Bontang, 1 Orang Meninggal

“Nyamuk bisa saja bertelur di barang bekas atau lainnya yang bisa menampung air, meski saat itu kondisinya tidak ada air. Begitu ada air maka telur yang sudah tertempel di benda-benda tersebut akan dengan cepat menetas. Dan telur nyamuk ini bisa bertahan dalam kondisi kering sekitar tiga hingga enam bulan, namun efektifitasnya di tiga bulan. Jadi semua harus waspada, jangan dikira saat kemarau nyamuk ini benar-benar mati karena tak ada air. Maka disitulah pentingnya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus,” terang Samsudin.

Advertisement

Program 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur atau menggunakan kembali barang bekas perlu digalakkan kembali. Ada baiknya dilakukan secara rutin dengan memeriksa lingkungan sekitar rumah. Apakah ada barang-barang tidak terpakai yang berpotensi menjadi tempat nyamuk meletakkan telurnya. Jika kawan menyimpan wadah yang berpotensi tergenang air, simpanlah dalam kondisi tertutup atau jungkir balikkan dan letakkan tertelungkup ya!

Jangan lupa juga untuk membersihkan area taman, memeriksa pot bunga, dan menutup cekungan atau lubang yang terdapat di pohon agar tidak dapat digenangi air. Dan bagi kawal Bekesah yang memiliki unit septic tank dengan bagian terbuka, lebih baik segera ditutup dengan kawat nyamuk. Semoga wabah DBD tidak terjadi di daerah kita dan kawal semua selalu sehat.

Penulis  : Slamet Harmoko

 

Advertisement