Connect with us

Bontang

Pasar Rawa Indah Sambut Gelombang Pembeli Jelang Lebaran

Published

on

BEKESAH.co – Tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini, Pasar Rawa Indah Kota Bontang tumpah ruah, Sabtu (23/5/2020).

Setelah pemerintah memutuskan 1 Syawal 1441 H jatuh pada Minggu (24/5) esok, pasar utama kota ini sudah dipenuhi pembeli sejak pagi.

Parkiran roda dua dan empat penuh sesak meski kendaraan masuk-keluar area pasar.
Setiap pojok dagangan mulai dari sayur mayur, bumbu dapur, ikan-ayam hingga daging sapi tampak ramai.

Kendati status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona Kota Bontang masih berlaku, antusias warga menyambut lebaran tidak terbendung.

Advertisement

“Ayamnya 50 ribu saja Bu!”
“Bawang kah Bu, Tomat.”

Para pedagang bersahutan menawarkan dagangannya. Tawar-menawar pembeli dan penjual riuh terdengar.

Siapa tidak rindu suasana ini? Apalagi para pedagang yang dari wajahnya terlihat begitu bersukaria. Lama sudah lapaknya tidak dikerumuni seperti ini.

Sementara itu, Manirah, seorang pembeli di Pasar Rawin mengaku agak was-was begitu sampai di pasar. Ia tak menyangka pasar akan seramai ini.

Advertisement

“Kaget saya, padahal pemerintah larang keras orang berkumpul lebaran besok. Tapi masih banyak yang mau masak-masak,” sebut warga asal Lok Tuan itu.

Ia mengatakan, kebutuhan belanja kali ini untuk sekadar menu “selamatan” yang rutin dilakukan keluarga setiap lebaran tiba.
Bagio, warga lainnya yang juga berburu bahan dapur, mengaku tidak begitu khawatir dengan padatnya pasar.

“Takut tetap ada, tapi saya selalu ingat protokol pencegahannya. Mungkin susah jaga jarak, yang penting jangan sering sentuh muka dan cuci tangan di depan,” ungkap Bagio.

Wastafel untuk cuci tangan di Pasar Rawa Indah yang dipasang di bagian depan juga masih berfungsi dengan baik sampai saat ini.

Advertisement
Baca Juga  PKT Raih Penghargaan Perusahaan Sahabat Anak dari Pemkot Bontang

Melihat keramaian ini, jadi bikin penasaran. Masa tidak ada di antara para pembeli ini yang kemarin sempat bilang; “Kenapa masjid ditutup tapi pasar dibiarkan buka?”.

Penulis: Qadlie Fachruddin