Connect with us

Bontang

Pasar Online Bontang Hadir, Isi Dapur Penuh Keluarga Tetap Aman

Published

on

BEKESAH.co – Dunia usaha kian terpukul kala virus corona mewabah. Pembatasan sosial dan aktivitas masyarakat berdampak luas pada penurunan ekonomi pelaku usaha. Begitu pula pada akses konsumen pada sejumlah barang kebutuhan yang mulai terbatas.

Kebijakan pencegahan penyebaran dan ancaman COVID-19 membuat masyarakat was-was keluar rumah. Sementara pedagang kecil khususnya mereka yang masih konvensial seperti di pasar tradisional belum fasih dengan internet. Interaksi konsumen dan pedagang terputus pada suatu momen.

Tantangan ekonomi ini coba dijawab Sudrajat Nugraha. Ia bersama tujuh rekannya membuat jasa pesan antara barang belanjaan. Layanan yang kemudian disebut sebagai “Pasar Bontang”, pasar berbasis website yang memudahkan calon pembeli mencari kebutuhannya secara online.

Sudrajat alias Jay, menangkap peluang usaha di tengah pandemi yang membatasi ruang gerak masyarakat untuk bepergian. Sementara ada ibu rumah tangga yang harus tetap menyediakan bahan pangan untuk keluarga. Untuk inilah Pasar Bontang hadir.

Advertisement

“Kita mencoba untuk membuat layanan masyarakat, yang nantinya akan menjembatani ibu-ibu yang pengin belanja di pasar. Karena di tengah pandemi pasti terjadi peningkatan masak-memasak, misalnya karena bapak-bapak lebih banyak ingin makan sementara warung banyak yang tutup. Ide awalnya dari situ,” ungkap Jay selaku Digital Marketing Pasar Bontang, Jumat (15/5/2020).

Ia mengungkapkan, Pasar Bontang juga memberikan kesempatan bagi karyawan resto atau rumah makan yang sempat di-PHK akibat Covid-19. Sehingga Pasar Bontang mencoba meminimalisir angka pengangguran dan mengurangi tingkat kriminal akibat kesenjangan sosial tersebut.

“Pasar Bontang mencoba menghimpun teman-teman yang diliburkan dari beberapa usaha kuliner yang ada di Kota Bontang,” ucapnya.

Cukup mengakses layanan Pasar Bontang secara online di smartphone dari rumah. (Maimunah)

Segmentasi pasarnya pun semua kalangan ibu-ibu yang tidak ingin keluar d itengah pandemi, terutama ibu-ibu yang berada di kawasan perumahan yang daerahnya sudah di lockdown seperti kawasan perumahan PT. Badak. Namun, tak menutup kemungkinan, ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari pasar pun menggunakan jasa pelayanan Pasar Bontang.

Baca Juga  Debat Pelaksanaan Salat Id, Perawat: Kami 2 Bulan Tak Pulang, Kami Juga Kangen Keluarga

Calon pembeli tinggal mengakses website Pasar Bontang yang didalamnya telah tersedia katalog barang-barang kebutuhan. Ia menjamin kualitas dan kesegaran bahan-bahan pangan yang dipesan di Pasar Bontang.

Advertisement

“Ketika pesanan sudah masuk, kami list kemudian kami carikan barangnya, bahan-bahannya pun kami cari dipasar tradisional, setidaknya kita juga membantu para pedagang yang ada di pasar. Setelah barangnya sudah ada, tidak langsung diberikan kepada customer. “

“Karena ada proses quality control, mulai dari barang datang, sampai di Kantor dicuci kemudian ditimbang dan proses terakhir dipacking dengan rapi, sehingga sampai di rumah customer sudah dalam keadaan bersih, ini sebagai nilai tambah yang diberikan oleh Pasar Bontang,” terangnya.

Layanan pengantaran Pasar Bontang dibagi dua waktu, yakni pengantaran pagi dan siang. Sementara batas pemesanan bagi layanan pagi adalah pukul 07.00, sedangkan layanan sore paling lambat pukul 14.00.

“Untuk biaya ongkirnya semua rata se-Kota Bontang 5 ribu rupiah,” ujar Jay.

Advertisement

Ia mengatakan, pada prinsipnya Pasar Bontang tidak hanya berfokus pada profit oriented. Untuk keuntungannya sendiri hanya ada disekisaran 10-20 persen per order. Hadirnya Pasar Bontang ini mengharapkan bisa menjadi contoh oleh anak-anak Bontang untuk mencoba membuka industri kreatif lainnya.

“Kami juga mencoba untuk mengubah mindset anak-anak Bontang, yang pemikirannya ketika lulus pengennya harus kerja diperusahaan besar seperti PKT,Badak dan lainnya atau harus bekerja di pemerintahan. Kenapa tidak mencoba membuat hal-hal yang kreatif yang dapat membuka lapangan kerja bagi banyak orang,” tandasnya.

 

Penulis : Maimunah Afiah

Advertisement
Continue Reading
Advertisement