Connect with us

Bontang

Kurang Sreg Digabung Sama Sembako, Bakul Baju: Pasrah Aja

Published

on

BEKESAH.co– Mimin berjalan gontai. Langkah kecilnya mengarah ke deretan kios, yang terletak di pasar sementara Rawa Indah.

Langkahnya terhenti di sebuah lapak pakaian. Masker berwarna hitam yang sedari tadi dipakainya mulai dilonggarkan. Ia duduk melepas penat, usai menghadiri acara pembagian tempat berdagang di bangunan baru Pasar Taman Rawa Indah (PTRI).

Ya, Mimin adalah satu dari 1.366 pedagang yang bakal jadi penghuni di pasar modern itu. Namun raut wajahnya tak sedikitpun menyiratkan kebahagiaan, bahwa ia akan segera pindah berjualan.

Apalagi, wanita paru baya itu bukanlah orang baru yang berdagang di Pasar Rawa Indah. Tapi juga korban kebakaran yang menghanguskan ratusan petak kios pasar induk Bontang Selatan pada 2013 silam.

Advertisement

“Sebenarnya kurang puas sama penempatannya, karena dijadikan satu dengan penjual sembako. Harusnya pakaian ditempatkan sama tas dan lain-lain, yang serumpun gitu, jadi sembako sama Ssembako, kering sama kering gitu,” kata Mimin, saat ditemui Bekesah.co, Rabu (17/6/2020).

Namun, ia hanya bisa pasrah. Mematuhi semua mekanisme yang diatur pemerintah. Termasuk penempatan pedagang pakaian yang satu lantai dengan sembako di lantai tiga.

“Ya pasrah. Diterima aja. Semoga lebih baik,” harapnya.

Mimin tampak mulai merapikan pakaian yang dijualnya. Melipat dan mengemas kembali, satu per satu pakaian terpajang di petak lapaknya. Meski diakui lebih nyaman berjualan di pasar sementara.

Advertisement

Namun, lagi-lagi ia tak bisa berbuat apa-apa. Akhir bulan ini pun masa sewa lahan pasar sementara itu berakhir.

“Katanya bulan ini terakhir. Jadi harus pindah. Kita bisa apa. Sekarang bersuyukur aja masih tetap bisa jualan,” tandasnya.(*)

Penulis: Ismail Usman

Advertisement
Baca Juga  Sembunyi di Samarinda, Pembobol Perumahan Bontang Berhasil Dibekuk