Connect with us

Bontang

Kemiskinan di Bontang Naik, Aswar ; Pemkot Kurang Kreatif

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Ketua DPD Partai Gelora Muhammad Aswar menilai pemkot terkesan lamban mengentaskan angka kemiskinan di Kota Bontang. Pasalnya kemiskinan di Kota Industri ini naik menjadi 4,62 persen dari jumlah populasi penduduk yang ada.

Menurutnya, belum ada langkah strategis dan terukur untuk penanggulangan kemiskinan. Gerak ekonomi masih didominasi oleh korporasi-korporasi besar.

“Lebih banyak dipengaruhi perusahaan yang telah ada, seperti PKT, PT Badak, dan PT Indominco,” beber Aswar, Jumat (19/8/2022).

Baca Juga  Angka Kemiskinan di Bontang Bertambah, Capai 8.400 Jiwa

Sementara, investasi yang baru belum menunjukkan ekonomi yang berarti. Bahkan Bontang sangat bergantung pada perputaran APBD. “Saat proyek-proyek pemerintah lambat dieksekusi maka akan berpengaruh pada gerak ekonomi,” katanya.

Ketua DPD Gelora Bontang, Muhammad Aswar.

Mantan Ketua BPC HIPMI Bontang itu menilai, untungnya selama ini para pelaku UMKM menjadi motor pendongkrak ekonomi rakyat bisa menemukan polanya sendiri untuk tetap bertahan. Mestinya pemerintah harus hadir. Salah satunya dengan melakukan pembinaan.

“Pelatihan dan pendampingan harus dilakukan. Pemerintah harus kreatif,” katanya.

Advertisement

Untuk itu, Aswar mendukung penuh langkah pemerintah untuk menggeliatkan sektor pariwisata, penataan infrastruktur dan menciptakan budaya wisata di Bontang.

“Implementasi dari visi Hebat dan Beradab harus bisa dieksekusi secara terarah. Jadikan Bontang sebagai kota yang kreatif,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Bontang pada tahun 2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (2020) dari 4,38 persen menjadi 4,62 persen.

Fungsional Statistisi Ahli Muda BPS Bontang, Intan Kusuma Negara mengatakan pada 2020 jumlah warga miskin mencapai 7.900 jiwa. Setahun berselang mengalami peningkatan sekitar 0,24 persen atau 8.400 Jiwa.

“Salah satu faktornya Pandemi Covid-19, dan pengangguran terbuka ini yang membuat tren angka kemiskinan cukup tinggi,” kata Intan ditemui di gedung BPS, Selasa (16/8/2022).

Advertisement

Intan menjelaskan, adapun indikator seseorang bisa dikategorikan tidak mampu jika pengeluaran setiap bulannya di bawah Rp 665 ribu. Angka ini merupakan garis kemiskinan yang ditetapkan sejak 2021.

Namun dia menyampaikan bahwa jumlah warga miskin di kota Bontang saat ini masih di bawah angka kemiskinan nasional yang mencapai 10,14 persen, dan angka kemiskinan provinsi Kaltim yang berada di angka 6,54 persen.

Penulis : Ahmad Nugraha

 

Advertisement