Connect with us

Bontang

Eksistensi Angkot Hijau: Sepi Penumpang, Sopir Pilih Antar-Jemput Pelajar Saja

Published

on

BEKESAH.co – Maraknya penggunaan kendaraan pribadi dan juga transportasi online membuat angkutan umum mulai kehilangan penumpang.

Seperti halnya terjadi pada angkutan umum berwarna hijau berada diambang keterpurukan. Hingga kini, sangat jarang ditemukan angkutan hijau lalu-lalang di jalan raya bersama transportasi lainnya.

Eksistensinya kini sudah redup, pangkalan tempat biasa mereka berkumpul kini sudah tidak berpenghuni seperti dulu, hanya ada satu angkutan hijau yang terparkir dipinggir jalan. Sepinya penumpang sudah mulai sejak 2010 lalu.

Sunang (40) satu-satunya sopir angkutan hijau yang masih setia berada di pangkalan itu, bukan lagi menunggu penumpang tetapi menunggu jam pulang anak sekolah. Kini angkutan umum hijau yang dia bawa hanya diperuntukkan untuk antar jemput anak sekolah saja.

Advertisement

Sunang, salah satu sopir angkutan umum hijau di Bontang (Maimunah/ Bekesah.co)

“Sekarang kan kita jemput anak sekolah aja, waktu pulang anak sekolah aja, pagi antar anak sekolah, siang jemput, karena kalau penumpang kita harap gak ada juga,” ujar Sunang saat ditemui di pangkalan angkutan hijau Jumat (28/02/2020).

Ia juga mengatakan penghasilan yang dia dapatkan hanya dari mengantar anak sekolah. Setiap anak di tarif Rp 200 ribu per bulan untuk satu orang siswa. Sementara jumlah anak yang dia bawa 10-12 orang. Meski begitu, ia mengaku penghasilan yang dia dapatkan saat ini belum bisa menutupi kebutuhan hidup keluarganya.

“Aku jujur aja ini, kadang-kadang masih mengutang,” ucap Sunang.

Sunang yang sudah berprofesi 23 tahun sebagai sopir angkutan ini tetap memilih profesinya karena belum ada pilihan lain, karena untuk bekerja di perusahaan adalah suatu hal yang mustahil baginya.

“Kita mau kerja apa? Di perusahaan gak mungkin juga, pasti yang dicari anak-anak muda, yang baru lulus,” pungkas Sunang.

Advertisement
Baca Juga  Pupuk Kaltim Resmi Tandatangani PJBG dengan Genting Oil, Pastikan Pasokan Gas Aman untuk 17 Tahun Ke Depan

Walaupun demikian, ia tetap bersyukur ditengah banyaknya kasus pelecehan anak di angkutan umum, dia masih diberi kepercayaan oleh orang tua murid untuk mengantar dan menjemput anak-anak mereka ke sekolah.

“ Untung masih ada yang percaya,” ucap Sunang.

 

Penulis : Maimunah Afiah

Advertisement