Connect with us

Bontang

Efek WFH: Pendapatan Terkikis, Pedagang Keliling di Bontang Meringis

Published

on

BEKESAH.co- Kebijakan work form home (WFH) demi menghalau penyebaran corona virus disease 2019 (Covid-19), tak ayal menimbulkan keresahan bagi pedagang kecil di Kota Bontang. Pasalnya, kebijakan itu tentu bakal menghantam pendapatan mereka.

Seperti yang dialami Suhendro, pedagang pentol keliling. Sejak pelajar diliburkan sementara, ia tak lagi mangkal di SDN 003 Bontang Utara.

Meski jumlah pembeli merosot di tengah penyebaran pandemi corona yang kian masif , tuntutan sebagai kepala keluarga menghidupi istri dan dua anaknya mengharuskan ia tetap menjajakkan dagangannya.

Suhendro, pedagang pentol keliling di Bontang (Mae/Bekesah.co)

“Kita punya anak dan istri. Anak-anak juga masih sekolah. Kalau tidak jualan, mau makan pakai apa, biaya sekolahnya bagaimana. Mereka juga butuh jajan,” pungkasnya ditemui di kawasan Ahmad Yani, Senin (23/03/2020).

Ia mengaku pendapatannya kian merosot. Bahkan terpangkas hingga 50 persen. “Biasanya bisa dapat seratus mba. Kalau sekarang 50 ribu mah sudah syukur. Yang penting ada buat beli beras setengah kilo untuk makan di rumah. Yang penting ada pemasukan,” tukas Suhendro.

Advertisement

Hal serupa juga dialami Imam, pedagang bakso keliling. Ia tetap menyusuri Jalan Imam Bonjol mendorong gerobak baksonya sembari terus berharap ada pembeli. Ia yang biasanya mengantongi sekira Rp 600 ribu dari hasil berjualan keliling, seminggu terakhir harus ikhlas dan tetap bersyukur bisa mengumpulkan Rp 100 ribu.

Imam, pedagang bakso keliling (Mae/Bekesah.co)

“Sekarang sepi banget mba. Di jalan-jalan tuh sepi. Kalau pengusaha yang sudah bertahun-tahun sih gak masalah, mereka sudah ada hasilnya. Kalau kita ini cuman pedagang bakso keliling. Dapat Rp 100 ribu sudah syukur,” keluhnya.

Belum lagi, lanjut dia, gerobak yang dipakai berjualan bukan miliknya. Sehingga ayah dari satu anak ini harus menyetor 25 persen dari pendapatannya kepada pemilik gerobak.

Baca Juga  Idul Fitri 1444 H Muhammadiyah dan NU Berpotensi Beda

Kendati demikian, warga asal Blitar ini berharap bencana ini cepat berlalu dan perekonomiannya pulih kembali.(*)

 

Advertisement

Penulis : Maimunah Afiah

Continue Reading
Advertisement