Connect with us

Bontang

Dinkes Catat 28 Kasus Penderita HIV/AIDS, Bontang Selatan Berisiko

Published

on

BEKESAH.co, Bontang – Penderita HIV/AIDS di Kota Bontang mencapai 28 kasus. Itu tercatat sepanjang Januari hingga Juni 2022. Rinciannya 21 laki-laki, dan tujuh perempuan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bontang Muhammad Ramsi menjelaskan, para penderita HIV/AIDS sebagian besar dari kalangan usia produktif.

Baca Juga  Mayat Laki-laki Ditemukan Mengambang di Perairan Berbas Pantai

Menurutnya, perilaku seks bebas dan penyimpangan seksual menjadi pemicu dari penularan penyakit ini. “Rata-rata penularannya dari situ. Lewat darah, cairan kelamin, dan air susu ibu,” terangnya kepada Bekesah.co, Senin, (29/8/2022).

Kabid Pencegaha, dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bontang, Muhammad Ramsi. (NUGRAH/BEKESAH.co)

Kendati begitu, pihaknya tidak bisa membeber sebaran kasus yang ada. Pasalnya, dikhawatirkan muncul stigmatisasi dari masyarakat. Adapun data yang ada masuk saat ini adalah temuan yang diterima secara pasif. Misalnya dari rumah sakit, dan puskesmas.

“Jadi yang kita utamakan adalah deteksi dini,” ungkapnya.

Advertisement

Ramsi menyebut, tren kasus penderita HIV/AIDS mengalami penurunan. Sebab dua tahun terakhir pihaknya tidak maksimal melakukan penindakan. Pagebluk Covid-19 alasannya.

Jika dibanding dua tahun lalu memang jumlah kasus terbilang menurun. Pada 2021 misalnya mencapai 35, sedangkan pada 2020, 44 kasus.

“Kami tidak bisa berbangga hati. Karena penemuan secara dini kita akui tidak maksimal semenjak dua tahun terakhir,” katanya.

Dari tiga kecamatan yang ada di Bontang, kata dia, Bontang Selatan paling berisiko. Musababnya, kawasan itu banyak ditemui panti pijat, dan rumah karaoke.

Advertisement

Dia mengatakan, deteksi penderita HIV/AIDS secara dini dilakukan secara berkelompok. Mulai dari pemeriksaan ibu hamil, penderita TBC, penyakit dan Raja Singa, Penyuka sesama jenis (Laki Suka Laki).

“Kita lakukan pemeriksaan kelompok-kelompok yang sangat berisiko ini. Supaya bisa kita cegah,” katanya.

Upaya pecegahan terus dilakukan Dinkes. Salah satunya dengan memberikan edukasi tentang pentingnya pola hidup sehat, menjauhi seks bebas, dan memperbanyak mendekatkan diri kepada tuhan.

Penulis : Ahmad Nugraha

Advertisement