Connect with us

Bontang

Debat Pelaksanaan Salat Id, Perawat: Kami 2 Bulan Tak Pulang, Kami Juga Kangen Keluarga

Published

on

BEKESAH.co- Tak pernah terbesit dalam pikiran Surya Wijaya, salah satu perawat di RSUD Taman Husada Bontang, bakal menjalani Ramadan terpisah dengan keluarga.

Hingga saat ini, ia bersama tenaga medis lainnya masih berjibaku merawat pasien Covid-19 di rumah sakit daerah. Padahal, Ramadan kini sudah dipenghujung akhir, sebentar lagi lebaran.

Tak ayal, mimpi merayakan Hari Raya bersama keluarga pun jadi angan belaka. Ia hanya bisa mengelus dada, seraya memendam hasrat itu meski terasa sesak.

Surya yang juga diamanahi sebagai Ketua Persatuan Perawat Nasional di Kota Bontang tahu betul, tugas yang ia emban tidaklah mudah. Terlebih di kondisi pandemi sekarang ini. Ada nyawa yang harus diselamatkan, meski juga bertaruh nyawa. Namun mereka tak bisa memalingkan wajah dari pasien yang saat ini juga berjuang untuk sembuh.

Advertisement

“Jadi seorang perawat yang merawat pasien positif Covid-19, tentu kami tahu betul risikonya. Kami rentan terpapar meski sudah memakai APD lengkap. Tapi ini sudah jadi tugas dan kewajiban kami,” ungkapnya saat rapat koordinasi pelaksanaan Salat Idul Fitri di Pendopo Rujab Wali Kota Bontang, Rabu (20/5/2020).

Sudah sejak 20 Maret lalu ia dan rekan-rekan di fasilitas kesehatan menjalani masa karantina di Hotel Grand Mutiara eks Oak Tree. Terlebih saat 30 perawat dinyatakan reaktif rapid tes.

Layaknya obat, meski pahit, pilihan tidak pulang ke rumah harus ditelan karena hanya itu pilihan terbaik. Mereka tak ingin virus itu menyusup masuk dalam keluarga mereka di rumah.

“Kami memilih tetap berada di tempat karantina selama dua bulan ini demi keluarga di rumah. Kami tidak ingin mengambil risiko yang bisa membahayakan keluarga di rumah,” ucap Surya.

Advertisement
Baca Juga  Semua Puskesmas di Bontang Mulai Distribusikan Vaksin Covid-19, Cek Jadwalnya 

Jelang Hari Raya Idul Fitri, ia dan petugas medis lainnya hanya bisa menaruh harapan besar kepada semua warga Bontang untuk mengurungkan niat melaksanakan Salat Id di masjid.

Ia meminta agar masyarakat lebih bijak menghadapi masalah yang melanda Bontang saat ini. Ia pun berharap warga bisa bersabar dan bekerja sama hingga pandemi ini berakhir. Dalam lubuk hati pun, ia merindu beribadah di masjid.

“Pelaksanaan salat Idul Fitri di masjid itu seharusnya tidak dibanding-bandingkan dengan pusat perbelanjaan yamg ramai dikunjungi. Janganlah menjadikan kesalahan orang lain menjadi pembenaran kita untuk ikut melakukan hal yang salah,” terangnya.

Ia mengimbau, agar masyarakat tetap melakukan aktivitas dari rumah, serta mengikuti anjuran dan menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Advertisement

“Kami juga kangen keluarga di dirumah. Makanya kami mohon kepada masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan, supaya masalah ini bisa selesai dan kami bisa kembali berkumpul dengan keluarga dirumah,” harapnya.(*)

Penulis: Ismail Usman