Connect with us

Mancanegara

China Buat Aturan Tangani Jenazah Korban Corona

Published

on

BEKESAH.co – Korban meninggal dunia akibat virus corona di China sudah mencapai 1.018 orang. Sejak merebak Desember 2019 lalu, dalam sehari penyakit itu merengut setidaknya 100 jiwa.

Melihat banyaknya jumlah korban meninggal, bagaimana jenazah korban virus corona dimakamkan? Lalu, bagaimana cara China mengatur proses pemakaman dan penanganan jenazah korban virus corona ini

Dilansir dari South China Morning Post pada Rabu (13/02/2020), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), menerbitkan aturan terkait pemakaman korban virus corona. Aturan yang diterbitkan 1 Februari 2020 menyebutkan, setelah dipastikan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona langsung diterbitkan laporan kematian.

Lembaga medis yang menangani pasien memberikan sertifikat kematian kepada kerabat korban untuk pemberitahuan kremasi. Jika perintah segera melakukan kremasi ditolak oleh keluarga korban, sedangkan lembaga medis dan rumah duka gagal meyakinkan maka wewenang menjadi otoritas keamanan publik.

“Setelah pemberitahuan kematian pasien dengan pneumonia karena virus corona, tidak ada upacara perpisahan jenazah dan kegiatan pemakaman lainnya,” tulis aturan tersebut.

Advertisement

Pemindahan jenazah hanya dilakukan oleh rumah duka dan ada rute khusus dari rumah sakit ke rumah duka. Setelah jenazah sampai di rumah duka, akan langsung dilakukan kremasi.

“Petugas dan kerabat korban dilarang membuka kantong jenazah selama seluruh proses kremasi,” bunyi aturan itu.

Kemudian, setelah kremasi selesai, abu rumah duka diambil oleh staf layanan rumah duka dan sertifikat kremasi dikeluarkan, yang diserahkan kepada kerabat untuk dibawa pergi. Apabila keluarga menolak untuk mengambilnya, itu akan diperlakukan sebagai abu dari tubuh yang tidak diklaim.

Prosedur tersebut juga diberlakukan untuk orang asing di China, Hong Kong, Makau, atau Taiwan yang meninggal di China karena virus corona.

Advertisement
Baca Juga  Kesaksian Pasien Isolasi Bontang: Haru Melihat Perjuangan Tim Medis dan Jadi Sasaran Stigma Negatif