Connect with us

Bontang

Cerita Sopir Bus Bontang-Samarinda, Hari-hari Makan Nasi Kecap Garam

Published

on

BEKESAH.co– Sugiono hanya bisa meratapi nasib dalam hati. Ia yang berprofesi sebagai sopir bus antarkota Bontang-Samarinda, mendadak melarat akibat kebijakan larangan mudik di tengah pandemi.

Padahal saban tahun, bulan puasa jadi momen yang paling dinanti. Karena seharusnya ia panen penumpang. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Ramadan tahun ini terasa pahit baginya. Tak bekerja, tak juga berpenghasilan.

Ia bercerita, sudah sejak 25 April lalu berdiam diri di rumah. Pemkot Samarinda menginstruksikan layanan armada bus ditutup. Katanya, untuk mencegah dan mengurangi mobilitas warga yang datang maupun pergi ke Samarinda.

Kini, ia dan keluarganya hanya bergantung pada Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah pusat. Meskipun, sokongan dana senilai Rp 600 ribu itu dinilai tak cukup untuk membiayai istri dan empat anaknya. Belum lagi masih harus bayar sewa rumah.

“Sewa rumah aja Rp 900 ribu per bulan. Tapi ya mau gimana lagi. Kami nggak ada pendapatan lain, selain narik bus. Cuman bisa ngandalin bantuan Rp 600 ribu per bulan untuk bertahan hidup,” ucapnya.

Advertisement

Kondisi perekonomiannya memang sudah sulit sejak pandemi menyarang di Bumi Etam. Tepatnya sejak dua bulan terakhir. Pasalnya, ia digaji berdasarkan jumlah penumpang. Namun, keadaan jadi semakin sulit sejak moda transportasi darat kini disetop sementara.

“Sebelumnya masih ada lah pendapatan. Walaupun sedikit. Tapi sekarang sudah tidak ada sama sekali. Sudah dua bulan nunggak belum bayar sewa rumah. Untungnya yang punya sewaan bisa mengerti,” ujar Sugiono.

Dengan duit Rp 600 ribu, Sugiono dan keluarga terpaksa makan seadanya, walau hanya nasi kecap garam. “Yang penting anak saya bisa makan,” kata Sugiono meringis.

Baca Juga  Mulai Hari Ini Masjid di Malaysia Gelar Kembali Salat Jumat, Dibatasi 30 Jemaah

Sudah beberapa hari ini, ia mulai mencari pekerjaan sampingan supaya bisa bayar utang. Meskipun ia sadar, cari pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 saat ini bakalan sulit. Yang ada malah sebaliknya. Banyak yang dipecat dan dirumahkan.

“Masih usaha cari pekerjaan, tapi nggak ada. Bahkan lowongan pekerjaan buruh bangunan juga nggak ada yang saya dapat,” pungkasnya.(*)

Advertisement

Penulis: Ismail Usman