Connect with us

Bontang

Cerita Pasien Positif Corona Bontang yang Divonis Tanpa Gejala

Published

on

BEKESAH.co- Virus corona yang kini menyebar hampir ke seluruh negara, tidak hanya mengancam nyawa penderitanya. Namun juga memberikan dampak sosial yang buruk baginya bahkan keluarga pasien positif pun ikut terseret.

Arniwati, kasus1BTG yang kini telah dinyatakan sembuh juga tak luput dari perlakuan tidak mengenakkan. Namun, ia merasa maklum lantaran ketakutan khalayak umum terhadap virus yang merenggut ribuan jiwa dalam waktu singkat di dunia itu.

Sejak ia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 dan masuk ruang isolasi di RSUD Taman Husada Bontang pada 23 Maret lalu, tetangga di sekitar kediamannya mulai menjauh.

“Ada yang sampai harus pindah sementara karena takut ikut terpapar,” ungkap Asni, begitu disapa, kepada awak media saat konferensi pers di gedung Media Center Covid-19, Sabtu (4/4/2020).

Advertisement

Namun ia tak terlalu ambil pusing. Ia memaklumi bagaimana kekhawatiran menyelimuti orang-orang di sekitarnya ketika tahu ia positif terinfeksi virus yang sudah merenggut ribuan nyawa.

Belum lagi, beberapa kerabat pun masih memberikan dukungan positif baginya untuk tetap semangat melawan virus hingga ia dinyatakan bebas corona.

Selama menjalani masa perawatan di ruang isolasi, pasien positif kluster KPU ini mengaku tak merasakan gejala-gejala seperti yang diketahuinya. Ia bahkan merasa sehat seperti biasanya.

“Dari awal saya enggak pernah ngerasain gejalanya. Saat dinyatakan positif pun, saya tidak merasakan gejala apapun. Kata dokter sih, kekebalan tubuh saya kuat,” pungkasnya.

Advertisement

Sementara, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni yang turut mendampingi Asni mengingatkan kepada masyarakat agar tidak takut terpapar dari pasien yang sudah dinyatakan sembuh.

Ia pun meminta agar waga Kota Bontang tidak membangun stigma buruk terhadap pasien yang terjangkit corona.

Baca Juga  Rencana Pemasangan Jargas Gratis Dituding Curi Start Kampanye, Basri Bilang Begini

“Jangan anggap ini aib. Jangan sampai masyarakat mengucilkan. Ini hanya virus menular yang semua orang bisa kena,” ujar Neni. (*)

 

Advertisement

Penulis: Ismail Usman

Continue Reading
Advertisement