Connect with us

Bontang

7 Hari Penerapan #dirumahaja, Orderan Ojol Bontang Anjlok

Published

on

BEKESAH.co– Kebijakan pemerintah mengurangi aktivitas di luar rumah atau Work From Home (WFH) guna mengantisipasi penyebaran corona virus disease 2019 (Covid-19) di Kota Bontang, jadi pukulan berat bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya sebagai jasa transportasi umum roda dua, seperti ojek online (ojol).

Sepekan sudah kebijakan itu diberlakukan. Sejak itu pula penghasilan para ojek online di Kota Taman menurun drastis.

Ditemui awak Bekesah.co pada Senin (23/03/2020), Andi Yung salah satu driver ojol Grab mengaku sejak pagi tadi keliling kota, tapi belum dapat orderan penumpang. Hal itu sudah berlangsung semenjak pemerintah meliburkan sementara pelajar se-Kota Bontang.

“Jumlah pemesan tidak seperti hari biasanya. Orderan tidak begitu ramai. Biasanya, dari pagi sudah banyak orderan antar anak sekolah,” ujarnya.

Advertisement

Hal serupa dialami Akbar. Ia yang seprofesi dan satu bendera dengan Andi Yung menuturkan, semenjak adanya imbauan social distancing, jumlah orderan pengataran penumpang anjlok.

“Biasanya narik dari pagi sampai jam 10 itu sudah dapat 6 orderan. Nah, kalau hari ini sudah keliling-keliling hanya dapat dua orderan,” tutur Akbar.

Begitupun dengan Husain. Ia mengaku orderan yang masuk ke ponselnya nyaris setengah dari rata-rata orderan normal. Dari jam 10 pagi beroperasi di jalanan hingga pukul 15 sore, ia hanya mampu mendapatkan paling banyak 6 orderan.

Kendati demikian, sejak awal ia sudah menyadari anjuran pemerintah tersebut akan berdampak pada penghasilannya. Untuk menyiasati agar jumlah penumpang yang merosot, ia dan rekannya menerima orderan pengiriman barang dan makanan.

Advertisement

Meski tak meningkat pesat, ia mengaku jasa delivery order saat ini banyak digunakan masyarakat. Cara itu pun dirasa cukup untuk menambal penghasilan pengantaran penumpang yang sedang anjlok.

Baca Juga  Wali Kota Bontang Sentil Pegawai Sering Bimtek Keluar Daerah Hasilnya Nihil

Disinggung terkait adanya potensi terinfeksi virus corona, para pengemudi ojek online ini menyadari profesi yang dijalaninya itu juga rentan terhadap penyebaran virus, terlebih tidak bisa menerapkan social distancing saat mengantar penumpang.

“Ya, mau gimana lagi. Tetap harus kerja, kalau tidak kerja keluarga di rumah mau makan apa. Kebutuhan harian harus tetap dipenuhi, kalau di rumah aja nggak bakal dapat penghasilan,” ungkapnya.

Namun ia tidak pasrah begitu saja. Para driver ojol, lanjutnya, tetap membekali diri dengan masker dan memperhatikan kondisi kesehatannya. Ia pun berharap, kondisi tersebut bisa segera berlalu dan aktivitas berjalan normal kembali.(*)

Advertisement

 

Penulis: Ismail Usman

Continue Reading
Advertisement