Connect with us

Bontang

3 Honorer Penyabu Diputus Kontrak Pemkot Bontang

Published

on

Pemeriksaan tes urine ke seluruh Tenaga Kontrak Daerah (TKD) Pemkot Bontang. (MAIMUNAH AFIAH/Bekesah.co)

BEKESAH.co, Bontang – Tes urine Tenaga Kontrak Daerah (TKD) telah usai, hasilnya ditemui tiga pegawai positif menggunakan narkoba jenis sabu.

Itu hasil deteksi yang dilakukan Polres Bontang di Aula Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Sejak tanggal 3-5 Januari lalu.

Menanggapi persoalan tersebut, Sekertaris Daerah (Sekda) Bontang, Aji Erlynawati mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti dengan tidak memperpanjang kontrak.

Hal itu dilakukan sebagaimana komitmen Wali Kota Bontang, untuk tidak memberikan toleransi kepada pegawai yang tersandung obat berbahaya tersebut.

Advertisement

“Kami mengikuti arahan wali kota, tidak memperpanjang kontrak,” ucapnya.

Sementara, terkait tindak lanjut rehabilitasi untuk tiga pegawai itu, menjadi ranah polres Bontang untuk melakukan pendampingan.

Kepala Satreskoba Bontang, Iptu Muh.Yazid menyampaikan saat ini pihaknya sedang melakukan tindakan persuasif kepada tiga pegawai tersebut agar mau di rehabilitasi. Kata dia, karena tiga orang ini ada volunteer maka pihaknya tidak akan melakukan penahanan.

“Kalau volunteer itu tidak boleh ditangkap, tapi harus didampingi, diomongi baik-baik, beda dengan kasus hasil penangkapan,” katanya saat ditemui Bekesah.co, Jumat (6/1/2023).

Advertisement
Baca Juga  2.234 Tenaga Honorer Dites Urin, Kalau Positif Kontrak Diputus

Ia juga menjelaskan, tiga pegawai tersebut bisa melakukan rehabilitasi secara mandiri atau didampingi oleh Polres Bontang. Lebih baik, kata Yazid, didampingi Polres Bontang agar rehabilitasinya lebih terpantau.

“Saat ini mereka (tiga pegawai) masih belum mau di rehab, kami terus melakukan upaya persuasif,” terangnya.

Diketahui, tiga TKD yang terjaring penyalahgunaan narkoba itu berusia sekitar 30-40 tahun, dan berasal dari instansi yang berbeda. Adapun motif penggunaanya karena faktor ekonomi dan untuk stimulan.

“Kami belum bisa mendapat informasi secara gamblang, karena memang orang seperti mereka harus sabar dalam melakukan assessment,” ungkapnya.

Advertisement

Penulis : Maimunah Afiah

Continue Reading
Advertisement